Ayo #DoGoodBareng: Sudah 3.000 Nama untuk Rupang Buddha Utama Biara KCI

• May 26, 2016

Kadam Choeling Indonesia (KCI) baru saja memeringati Waisak spesial penuh berkah di tanah biara pada Sabtu dan Minggu barusan ini. Waisak kali ini begitu istimewa karena dirangkai dengan 15 tahun KCI dan 10 tahun Bimbel, yang dilaksanakan untuk pertama kalinya di Donomulyo, Malang, Jawa Timur. Dengan tema Capek Bareng, Makan Bareng, dan Do Good Bareng, acara berlangsung lancar dan sukses.

Berkah Waisak 2016 kiranya masih terus berlanjut untuk memberikan harapan baik dan kebahagiaan untuk banyak orang. Untuk senantiasa berbahagia dan sejahtera, kita harus terus-menerus berupaya menciptakan sebab-sebab kebajikan, yaitu dengan cara menanam benih karma baik. Oleh sebab itu, kami mengajak semuanya untuk melanjutkan tema “Capek Bareng, Makan Bareng, dan Do Good Bareng.”

Untuk Do Good Bareng, ada sebuah program donasi untuk Rupang Utama Buddha Biara, dengan rincian donasi Rp. 10.008 untuk satu nama. Hingga saat ini sudah terkumpul sekitar 3.007 nama yang telah berkontribusi sebagai donatur rupang Buddha utama Biara.

Cara Berdana untuk Rupang Utama Buddha

Transfer ke:
BCA 5170882999
An. Yayasan Wilwatikta Sriphala Nusantara

Informasi dan konfirmasi:

Johnson Khuo (+62 852 2022 8748)
Ida Fitri (+62 811 1984 588)

Dengan format SMS:
BUDDHA/Tanggal transfer/Bank an. Pemilik Rekening/ Nama Donatur
Contoh:
BUDDHA/26 Mei 2016/BCA an. Azis Siswandi/Azis Siswandi

Apabila Anda sudah berdana dan sudah terdaftar sebagai donatur Rupang Buddha, maka kebajikan ini masih bisa terus dilanjutkan dengan cara menginformasikan program donasi ini kepada anggota keluarga, sahabat, dan kenalan serta relasi Anda.

Kualitas-kualitas Bajik Aktivitas Pencerahan Seorang Buddha

Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan (Lamrim Chenmo) menguraikan:

Jika kamu merenungkan kualitas bajik seorang Buddha berulang-ulang kali, kamu akan menerima berkah yang sepadan dengan kekuatan keyakinanmu dan juga kemurnian batinmu. Karena kamu telah membangkitkan kepastian akan kualitas-kualitas tersebut, maka kamu akan berlindung dari lubuk hati terdalam dan berlatih dalam sila-sila perlindungan. Lalu, apa pun yang kamu lakukan akan menjadi sebuah praktik spiritual.

Lanjut, Lamrim Chenmo menjelaskan:

Dikatakan bahwa kita menghargai pengetahuan seorang Buddha lebih rendah daripada pengetahuan seorang peramal yang akurat. Jika seorang peramal cakap berkata, “Aku tahu bahwa tahun ini kamu tidak akan menghadapi masalah apa pun,” maka kita pun lega. Jika ia berkata, “Tahun ini kamu ada mendapatkan masalah—lakukanlah ini, dan jangan lakukan itu,” maka kita pun berjuang untuk mematuhi nasihatnya. Jika tidak, kita akan berpikir, “Aku tidak mematuhi nasihatnya,” dan menjadi khawatir.

Tapi ketika Buddha berkata, “Kamu harusnya berhenti melakukan ini; kamu harusnya melatih ini,” apakah kita bertekad untuk melaksanakan perintah ini? Apakah kita khawatir kalau-kalau kita tidak melaksanakan perintah tersebut? Atau kita malah berkata, “Yah, ajaran mengatakan demikian, tapi saat ini, dikarenakan situasi dan kondisi, aku belum bisa mengikutinya—karena aku masih harus melakukan ini,” dan sepenuhnya mengabaikan ajaran Buddha, mengacuhkannya, dan serta merta melanjutkan pemikiran kita begitu saja?

Sumber kutipan:

Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan, Je Tsongkhapa, Penerbit Kadam Choeling, bagian “Kualitas-kualitas bajik aktivitas pencerahan seorang Buddha.”

Berikut adalah nama-nama donatur yang masuk hingga Kamis/ 5 Mei 2016.