Ven. Bhadra Ruci : Supplicating Rinpoche’s Long Life depends on How Deep We Realize His Great Kindness

  • October 29, 2015

Bagaimana kita ingin berjumpa dengan Guru Spiritual kita yang berkualitas? Semua itu bisa hadir dengan cara doa. Jadi di dalam bagian bertumpu pada Guru Spiritual bagian akhir bahwa bagaimana kita harus bertumpu melalui tindakan di situ disebut ada satu poin adalah kita harus senantiasa berdoa pada guru kita agar memberkahi batin kita.

Kita hadir di dunia ini sesuai dengan karma kita. Ingat kita hadir di dunia ini tuh sesuai dengan karma kita. Saya punya adik, saya punya kakak, saya punya orang tua, saya punya rumah, saya punya kursi, saya punya hape, segala macam itu sesuai dengan karma kita. Demikian juga kualitas Guru Spiritual kita itu sesuai dengan karmamu. Kalau kita tidak punya karma baik untuk bisa melihat dia adalah guru yang agung, kamu tidak akan pernah bisa melihat. Seberapa banyak pun ilmu yang kamu makan, ilmu yang kamu pelajari, kalau kita tidak merenung, dan butuh karma baik, batin kita butuh diberkahi, kita tidak pernah akan bisa melihat Guru Spiritual kita itu sedemikian baik pada kita. Jadi kalimat itu sudah jelas. Seberapa matangnya batin kita untuk melihat guru kita itu sebaik apa.

Oleh karena itu maka senantiasa batin itu, batin bisa berkembang, batin itu nggak mungkin mati, kita mau membuat dia berkembang apa tidak, itu masalahnya. Oleh karena itu di bait itu mengatakan senantiasa berdoa, mohon berkah realisasi Guru Spiritual itu pada kita. Maksudnya begini, kita mempelajari satu, kita memahami satu poin, kita mohon batin kita mesti diberkahi oleh berkah Sang Guru sehingga kita betul-betul memperoleh poin itu. Nampaknya hal ini sepele tetapi ini poin sangat penting.

Poin itu pada hari ini saya ingin bilang kepada kamu orang semua yang berada di mana pun bahwa berdoa dengan cara sebaik-baiknya dengan kekuatan keyakinan kita dan rasa bakti kita sedalam-dalamnya “Oh Guru Spiritualku mohon Engkau senantiasa hadir dalam kehidupan saya, tidak meninggalkan saya, dan Anda mohon senantiasa umur panjang dan sehat walafiat.” Saya ulangi lagi karena ada pemahaman poin itu maka berdoalah dengan sebaik-baiknya, sedalam-dalamnya dengan semua kekuatan rasa bakti dan keyakinanmu pada Guru Spiritualmu bahwa mohon senantiasa hadir dalam kehidupan saya, senantiasa sehat dan senantiasa berumur panjang.

Poin ini akan bisa hidup, akan bisa punya artinya, punya kekuatan kalau kita merenungkan kebaikan dari Guru Spiritual. Nah itu bisa kita buka di Dasar dari Semua Kebajikan, poin depan itu, bait pertama dan bait tambahan yang dikutip dari Gandawyuha Sutra. Di situ ada beberapa tambahan yang kita masukkan tentang apa itu kebaikan guru.

Jadi dengan batin yang sudah merasa, terasakan sesuatu sehingga merasa Guru Spiritual itu penting, luar biasa kebaikan hatinya, kita tersentuh sehingga kita memohon dan dengan poin ini kekuatan berdoa. Jadi ini yang disebut dengan kekuatan berdoa oleh banyak orang maka dengan cara inilah Rinpoche sembuh dan bisa hadir di sini bersama dengan kita.

Bahwa kita hidup di samsara, iya. Kita berada dalam kondisi yang tidak pasti, iya. Segala sesuatu itu tidak pasti. Besok bisa saja berubah, besok bisa saja hujan, besok bisa jadi tidak hujan, nggak ada orang tahu. Semua itu bergantung, saling gantung. Jadi hadirnya guru harus ada murid, hadirnya murid harus ada guru. Jadi dia tidak bisa semata-mata kita berdoa “Oh Rinpoche umur panjang, oh guru saya saya butuh guru dan hadir.” Apalagi komunitas yang cukup besar. Berarti tidak bergantung pada saya sendiri, kamu sendiri. Kita bergantung pada berapa jumlah komunitas ini. Ya 300 ya bergantung pada 300, 1000 ya bergantung 1000. Berapa besar karya mandala guru ini.

Dengan cara seperti ini saya berpesan kepada Anda semua yang di mana pun bahwa mulai, sebenarnya dari mulai kemarin kan dipesan kita harus vegetarian, lalu menghimpun kebajikan, lalu saya pesan berdoa sebanyak-banyaknya pada long life. Nah apa makna long life? Kenapa kok ada poin, ada cerita umur panjang?

Dulu awal-awal ketika Rinpoche datang, pertama kali awal-awal saya jumpa dengan Rinpoche saya bertanya kepada Rinpoche. Rinpoche ketika kita baca long life, Anda juga baca. Anda memohon pada dirimu sendiri untuk berumur panjang. Why Anda baca padahal kan kita membaca kepada Anda? Anda harusnya diam, nggak perlu baca? Dia bilang “Doa itu ditulis oleh guru saya. Saya membacanya, saya menganggap itu adalah berkah guru saya pada diri saya sehingga saya memperoleh berkah dan berumur panjang.”

Jadi sedemikian loh makna berkah guru. Nah poin ini yang tidak bisa dimengerti oleh orang-orang Gen Y, ini anak muda semua ini. Ini kan ada 2014 tuh sudah belajar bertumpu pada Guru Spiritual tapi nothing. Jadi memang topik bertumpu pada Guru Spiritual ini nggak mudah nggak gampang. Dia itu keluar dari batas-batas penalaran yang bisa kita pahami. Yang bisa kita mengerti itu melalui cara kita rasakan. Mungkin saya bicara seperti ini kepada beberapa orang Jawa dia akan dong oh begini, langsung. Ya karena sehari-hari. Jadi berkah, doa, blessing.

Saya ingin cerita bahwa banyak guru-guru yang sudah meninggal. Nah ini fakta ini kenyataan. Ada orang tabu mengatakan hal begitu. Saya merasa kita yang sudah belajar lamrim harusnya tidak mengenal lagi cerita tabu seperti itu. Tabu kalau dikatakan kita menutup mata, menutup pikiran terhadap kenyataan itu. Nah itu tabu. Tapi ini adalah warning kepada kita semua bahwa your guru is depend on your relationship, you with him. Seberapa dalam Guru Spiritualmu, jodohmu dengan Guru Spiritualmu, sepanjang itulah kamu bisa bertemu dengan dia.

Ya, ada orang yang senantiasa setiap hari bertemu dengan Guru Spiritualnya tapi tidak sampai melihat dia adalah guru saya yang luar biasa baik jadi ya tidak dapat apa-apa. Sebaliknya, ada orang yang jarang ketemu Guru Spiritualnya tapi dia mengerti poin ini, dan dia merenungkan. Idealnya kan sehari-hari dekat dengan Guru Spiritualnya dan sehari-hari memahami poin ini dan sehari-hari memahami di mana saya harus menempatkan diri.

Jadi poin di mana fokus di dalam diri kita adalah bagaimana saya melihat segala sesuatu, ya betul segala sesuatu dalam hidup kita adalah bergantung pada karma. Jadi, cara pandang, sudut pandang kita kepada banyak orang ya dengan karma. Ada orang yang saya suka ini karma, ada yang saya tak suka itu kan karma saya. Kenapa kamu nggak suka sama dia ya karmamu. Kita punya hubungan karma yang membuat hubungan ini.

Jadi karma itu tidak pasti. Dia berubah, maksudnya dia bisa berubah, dia bisa berkembang, dia bisa mati karena batin kita ini hidup dan kita nggak statis, tapi dinamis. Jadi, oleh karena itu pakai kemampuan batin ini untuk memohon, untuk berkarya, berdoa dengan cara seperti itu. Pada kenyataannya beberapa siswa-siswa yang sudah senior itu cukup dalam mengenal Rinpoche dan pasti semua orang merasa sedih kenapa kok guru saya sakit. Nah, he is a human. Guru saya sakit nggak perlu dibawa ke rumah sakit karena dia kan Buddha. Loh, kalau dia Buddha. Tapi kan dia Buddha lahir dengan tubuh manusia. Tubuh manusia ini kan ya naturenya tubuh manusia seperti ini, sakit ya butuh diobati, sakit perut ya butuh makan Go Thak Sua. Habis makan ya beol, panas ya keringatan. Buddha nggak berkeringat, dewa nggak berkeringat. Tapi ketika tubuh manusia, ya naturenya tubuh manusia ya capek butuh tidur.

Tapi segala sesuatu seperti itu, itu semua bergantung pada karma kita. Bagaimana karma ini akan kita pakai, akan kita kumpulkan bersama-sama. Ada orang bilang doa seorang ibu itu mujarab, manjur. Kenapa? Karena dia berdoa dengan hati. Kalau ramai-ramai orang sembah, satu Indonesia ramai-ramai sembahyang minta hujan ya itu pasti bisa hujan.

Jadi pada malam ini saya mengajak kita semua bahwa kita perlu memikirkan keberadaan diri kita. How deep we need our Guru Spiritual? Ya beberapa orang cuek-cuek saja, ya berbagai macam alasan. Tapi pada kenyataannya bahwa Rinpoche berkarya di Indonesia sudah tahun ke-27 dengan usia yang 83 dia masih capek untuk terbang. Kakekmu saja umurnya nggak sepanjang ini ya. Nenekmu saja nggak sesehat ini dan ini adalah suatu kondisi yang perlu dianggap sebuah tamparan bagi kita, buat kita awake bangun bahwa “Oh yes, i still not do enough”, tidak cukup apa yang kulakukan selama ini.

Rinpoche mengajar bertahun-tahun, adakah perubahan yang cukup berarti dalam hidup kita. Jadi malam ini saya nggak ingin bicara terlalu jauh dan terlalu panjang karena kapasitas video ini mestinya tidak terlalu panjang itu lebih baik. Saya mengajak kita semua untuk pikir dan lakukan sesuatu. Bahwa kekuatan doa, doa yang diucapkan dengan permohonan yang tulus dan rasa bakti itulah yang bisa mengubah semua kondisi yang tak baik menjadi berbalik.

Dan oleh karena itu kenapa Buddhis, Para Guru-guru itu menuliskan doa-doa umur panjang agar Guru Spiritual ini senantiasa berumur panjang. Ya, semua kan bergantung kepada karma. Tapi karma ini kita buat, kita ciptakan sebab-sebab yang mendukung karma ini bergerak lagi.

Oleh karena itu memohon Guru Spiritual berumur panjang bergantung pada seberapa dalam kita memahami kebaikan hati Sang Guru, seberapa dalam kita menyadari kebaikan Guru Spiritual ini pada kita bergantung pada seberapa banyak kita mengerti, memandang kehidupan kita, diri kita berubah sejauh apa dan kebutuhan seperti apa.

Another point buat kita semua adalah Rinpoche selalu mengajarkan satu hal, yaitu fokus pada mengembangkan batin spritual diri kita. Sepanjang tahun Beliau mengajar, Dia tidak bilang ayo kita bangun organisasi, ayo kita bangun acara yang bagus-bagus, bahkan Dia juga tidak mengajak ramai-ramai adakan puja. Tapi Dia lebih banyak mengajak ramai-ramai untuk retret pelajaran.

Itu artinya menjawab pertanyaan bahwa hidupku untuk apa, tujuanku apa, goal dalam hidup saya apa, ya itu tidak ada. Dan tentu kita menganut lamrim jalan bertahap menuju pencerahan dalam hidup kita. Pencarian terbesar dalam diri kita adalah pencerahan.sempurna bagi batin kita. Sudah terang jelas bahwa fokus dalam hidup kita adalah spiritual.

Orang mengatakan ya belajar lamrim akhirnya kita gak punya ambisi lagi. Ambisi dunia ya gak ada, mungkin, ya baik, numpuk harta untuk apa. Emang ambisi harus dikorelasikan dengan barang duniawi? Nggak. Ambisi boleh kita mengkorelasikan kepada pengembangan spiritual. Sampai ini hari saya masih punya ambisi untuk membaca, mempelajari retret, segala macam. Why you don’t see on that side?

Jadi spiritual adalah hal yang paling pokok. Ketika kita mengerti sedikit oh ya hidup saya jauh lebih baik daripada dulu, batin saya terbuka, pikiran saya buka, wawasan saya terbuka, Siapa? Guru Spiritual saya yang menyentuh hati saya. Oleh karena itu begitu baik Dia, saya ingin loh guru saya ini sepanjang masa tidak mati, dan hidup sehat di depan saya.

Kita kan berpikir seperti anak kecil. ‘You jangan mati, you duduk di depan saya,’ gak bisa begitu. Kalimatnya adalah “Saya memohon Engkau senantiasa hadir.” Berarti kita butuh kan? Nah kita butuh berarti poinnya di kita, berapa dalam, berapa banyak, berapa hati yang kita bangkitkan dalam permohonan ini. “Saya membutuhkan Anda.”

Jadi begini ceritanya kita ‘oh kamu jangan mati’, ibarat pacar kamu ‘jangan pergi aku mencintaimu’, kan pikirannya kan fokus kita pada dia di luar diri kita di objek ini. Tetapi coba dilihat dari sudut pandang diri kita bahwa ‘saya membutuhkanmu,’ kenapa? ‘Aku mengerti kebaikan hatimu,’ kenapa? ‘Aku memperoleh pelajaran banyak dan memperoleh realisasi banyak dari dirimu akhirnya saya mengerti kau betapa pentingnya bagi aku.’ Sudut pandangnya udah beda, kalimatnya sama. Poinnya sudah beda bahwa saya membutuhkanmu agar batin saya berkembang, mohon kebaikan hatimu tetap tinggal dan bersama dengan saya. Dan ini loh permohonan. Ini kunci permohonannya yang berkorelasi dengan memohon Guru Spiritual tetap tinggal bersama kita dengan memahami kebaikan hatinya.

Pesan singkat ini saya sampaikan kepada Anda dengan serius dan dengan tulus, dengan memohon kepada Anda semua untuk melakukannya setiap hari. Ya, Anda boleh baca Rinpoche punya long life, doa umur panjang untuk semua guru, atau Rinpoche atau apa saja. Yang paling penting itu kebutuhan, pengertian yang muncul dari situ sedalam apa gitu. Kalau banyak, kalau ada, kalau beramai-ramai, bersama-sama lakukan sesuatu dengan arti yang bermakna ini.

Makanya itu salah satunya kita bikin stupa agar kan kita memohon kekuatan berkah yang ada pada stupa. Kalau 100.000 kan banyak kebajikan-kebajikan, karma-karma baik, energi positif. Nah jadi dengan poin seperti itu saya kira sudah cukup terang pesan yang ingin saya sampaikan kepada semua orang siapapun dia yang merasa punya jodoh dan karma, punya ikatan batin dengan Guru Spiritual kita, ayo kita lakukan. Ya, kita ada beberapa bulan ini, ada 2 bulan ya, Desember sama November untuk memohon melakukan sesuatu. Do it everyday artinya dengan poin butuh, lama-lama kan kita melihat, Buddha tuh dari langit kan melihat ‘oh ini ada sekumpulan orang-orang merasakan kebaikan hati Guru Spiritualnya’ berarti secara naturally, alamiah sekali merasa butuh Guru Spiritual dan dengan cara seperti ini kita menggerakkan kekuatan alam, kekuatan karma untuk membalikkan semua kondisi yang buruk menjadi kondisi yang menguntungkan agar Rinpoche makin sehat dan makin berumur panjang.

Jelas kalau seorang guru sakit itu adalah karma dari murid yh kan. Kalau guru itu tidak sehat berarti karmanya murid. Jelas kan?! So how we see, berarti ini adalah suatu intropeksi bagi diri kita we need more more more huge good karma untuk punya Guru Spiritual yang luar biasa. Sebab akibat gampang saja, nggak ada yang perlu dipusing-pusingin. Cuma the next the most important one adalah how we do that, bagaimana kita melakukannya, bagaimana kita mewujudnyatakannya. Gampang sekali kan bahwa ini adalah karma, karma kita kurang baik, kurang banyak, kurang berkah, yes panggil loh Buddha, pasti mendengarkan doa kita apalagi sebanyak ini apalagi dengan hati yang asli yang tulus, yang tidak dibuat-buat, yang tidak bohong, yang datang dari rasa butuh karena merasakan kebaikan hati Sang Guru Spiritual.

Then kekuatan energi positif itu membalikkan kondisi buruk. Ya kalau muridnya karmanya tak baik ya gurunya anda bisa paham bisa mencerna kalimat saya. Kalau murid-muridnya punya karma yang baik, ya ini kita bicara karma kolektif besar, karma berkelompok, ya pribadi-pribadi lain lagi cerita tapi pada intinya pemahamannya sama. Misalnya Anda bertemu gurumu yang galak ya lihat kenapa galak karena karma saya bertemu, saya punya karma buruk yang harus digalakkin, ya kalau nggak punya karma buruk kan nggak terjadi dimarahi kan. Sederhana sekali.

Anda kalau nggak punya karma buruk miskin ya Anda nggak bakalan mengalami suatu kehilangan barang, kecurian, kerampokan, kan begitu. Itu gampang sekali, sederhana sekali.

Oleh karena itu malam ini mulai besok kita lakukan sesuatu yang berarti dalam hidup kita dan bagi orang lain dan buat Rinpoche bahwa renungkan sebaik mungkin kebaikan hati, the kindness of guru, kebaikan hati dari Guru Spiritual. Nah dari situ kita merenung toh oh begini oh gini sampai tiap hari lalu memohon di depan memohon dengan kedua tangan Anjali oh Guru Spiritualku saya menyadari engkau baik gini-gini, saya mohon hadirlah gini-gini. Ya saya pikir bisa dipahami lah, nggak perlu saya cerita lebih jauh.

Saya pikir begitu saja malam ini. Saya mengajak kita untuk bersama-sama hadir pada suatu aksi Pray for Rinpoche di Desember menggantikan jadwal retret itu. Terima kasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *