[Manajemen Alur Hidup] Pelajaran Dari Lembaran Tisu

  • August 16, 2016

Di kantor sebelumnya, di dalam toilet perempuan (saya tidak tahu toilet laki-laki seperti apa, belum pernah masuk), tisu disediakan di luar bilik toilet, bukan di dalam bilik toilet. Jadi sebelum kita masuk ke toilet dan punya kebiasaan pakai tisu saat ke toilet (ada beberapa orang yang tidak biasa pakai tisu), kita harus ambil tisu di kotaknya dulu.

Karena tisu lembaran, bukan tisu gulung yang panjang, ada kalanya tisu terjatuh saat diambil, dan yang kemudian terjadi, tisu yang jatuh tidak langsung diambil oleh yang menjatuhkan tisue. Alhasil toilet wanita kotor karena tisu yang berjatuhan ini.

Saya sebal sekali sama orang-orang yang tidak bertanggung jawab ini, tetapi saya juga malas untuk memungutnya. Pikir saya tisu yang jatuh di lantai toilet pastilah kotor dan banyak kuman, nanti saya bisa-bisa kena penyakit. Biarlah itu jadi tanggung jawab orang yang menjatuhkan tisu atau orang Cleaning Service, saya cukup bertanggung jawab membuang sampah saya di tempatnya, tidak buang sampah sembarangan.

Sampai pada suatu hari, saya di toilet bersama dengan ibu K. Saat itu juga ada beberapa lembar tisu yang tercecer di lantai dan seperti biasa pula, saya acuh saja. Alangkah terkejutnya saya ketika ibu K keluar dari bilik toilet dan langsung memungut tisu yang jatuh dan memasukannya ke tempat sampah lalu dengan santai mencuci tangannya. Tanpa perasaan jijik atau takut kotor. Saya memperhatikannya dengan perasaan malu hati dan tidak enak luar biasa. Ibu K ini adalah salah seorang General Manager di kantor, anak-anaknya kuliah di Amerika Serikat, dan orangnya tetap ramah dan dekat dengan kami-kami yang jabatannya lebih rendah.

Bayangkan, orang sehebat beliau tanpa ragu dan takut kotor langsung memungut tisu yang berceceran di lantai. Kalau beliau saja bisa begitu, harusnya saya juga bisa, tidak usah mengkhawatirkan kotor dan banyak kuman. Kalau dipikir lagi, tisu yang jatuh adalah tisu yang bersih belum dipakai, kalaupun kotor bisa langsung cuci tangan dengan sabun yang ada di wastafel. Saya seperti ditampar saat itu, alangkah sok bersihnya saya yah dan melempar tanggung jawab pada petugas Cleaning Service. Sejak saat itu, jika ada tisu yang berceceran di lantai saya langsung memungutnya, tidak berpikir lagi apakah tangan saya akan kotor atau kena kuman atau tidak.

Saya jadi berpikir ibu K adalah seorang peminpin yang hebat, tidak perlu banyak omong tetapi langsung memberikan contoh nyata. Saya yang menyaksikan langsung tergebuk dan meneladaninya. Kemudian beberapa kali juga saya memungut tisu yang jatuh saat di toilet ada beberapa perempuan lain, mudah-mudahan mereka juga langsung tergebuk hatinya, atau minimal tidak lagi mengambil tisu sembarangan sehingga tidak perlu jatuh ke lantai.

– Yenny Wijaya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *