Our One and Only : We Pray for Rinpoche

  • November 11, 2015

The last time i saw Rinpoche was when i privately visit his mansion in Dagpo Monastery India to say Goodbye to Him. it was so private, the closest physical contact i have ever made with him. at that time i was offering katag to him, he hold my face and say thank you in indonesian – which is terima kasih -. his gentle hands, wondelful appearance, and warm embraces really touches my heart on the first place, the feeling streamed through heart and give peace like it has never happened before.

– Fedrik, 21, Head of Committee Mahapranidhana Puja 2 –

 

Terakhir ketemu Rinpoche adalah Januari di center saat kumpul tim manajemen. Kesannya yaitu bahagia banget bisa lihat Rinpoche dari dekat, rasanya tenang banget saat itu. Ga mikirin hal-hal yang luar, benar-benar fokus ke Rinpoche. Rasanya saat itu benar-benar bisa fokus ke Rinpoche dan diri sendri tanpa mikirin hal luar lainnya.

– Bella, 20, Wakil Ketua bidang Administrasi Mahapranidhana Puja 2-

 

20151110_202031

 

Terakhir ketemu adalah saat manajemen kumpul untuk pamitan. Rinpoche kasih nasihat banyak tuk anak center untuk menganggap center adalah keluarga dan rumah sendiri. Tersentuh saat itu sampai meneteskan air mata, trus feeling kedua pas offer khatag Rinpoche blessing tangan Beliau di kepala berkali-kali, kerasa banget diblessnya dan merasa ingin bertemu Beliau kembali.

– Renicha, 20, Wakil Ketua bidang Operasional Mahapranidhana Puja 2 –

 

Terakhir ketemu Rinpoche adalah saat retret tahun lalu. Rinpoche sendiri pada saat menjelaskan, yang paling saya tangkap adalah bahwa semua orang adalah ibu kita, itu yang selalu diulang oleh Rinpoche. Lalu melihat Beliau tersenyum juga membuat hati saya hangat, dan pada saat saya keliling Istana Bunga, saya bertemu dengan Rinpoche secara dekat, dan memanggil Rinpoche, saya merasa terbekahi banget saat bertemu dengan Rinpoche. Oleh karena itu marilah kita bersama-sama mendoakan Rinpoche untuk sembuh supaya bisa mengajar kita semua lagi ??

– Agus, 18, Tim Publikasi & Dokumentasi Mahapranidhana Puja 2 –

 

Terakhir ketemu Rinpoche, ketika Rinpoche mengantar Guru-guru lain pulang. Rinpoche care banget, kasih uang saku ke asistennya untuk mereka minum teh di perjalanan. Rinpoche langsung rogoh kocek, lalu dengan tangan lentiknya dan mata yang penuh cinta kasih memberikannya ke tangan asisten Guru-guru yang akan balik ke kampung halamannya. Memang Rinpoche sungguh beda

– Silvia, 27, Kepala Divisi Transkrip, Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara –

 

20151110_201947

 

The last time i met Rinpoche, i had to drag my feet to leave at the end of the retreat in Dagpo Monastery. I didn’t want to go, but there had to be an end to everything. I was walking backwards as I did not want to lose the sight of his warm eyes, looking at each one of us with love and care, as we bid ‘see you later’-s.

– Karina Chandra, 21, Ketua SEALF 2014 –

 

Terakhir bertemu Dagpo Rinpoche ketika pulang dari retret India yang dibimbing oleh Beliau. Saat itu, kami mempersembahkan kataq untuk berpamitan. Beliau meski saat itu sedang cukup lelah seusai mengajar, tersenyum dan berkata, “kita akan bertemu lagi”. Mendengar itu, saya sangat bahagia, ini merupakan pertanda baik. Bagaimana tidak, di tengah ketidakpastian samsara, bisa bertemu dengan seorang guru yang baik, sungguh tidak mudah. Saya menatap wajah Beliau sebelum berjalan pergi, berharap bisa segera bertemu lagi. Ya, saya berharap bisa segera bertemu dengan Beliau sesegera mungkin dan bisa lekas menerima ajaran dari Beliau.

– Cindy, 27, Kepala Divisi Retret, Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara –

 

Terakhir ketemu rinpoche itu di SEALF 2014, setiap beliau masuk ke hall, beliau mempersembahkan senyum terbaiknya, liat senyuman beliau bikin hati tenang dan senang secara otomatis, dan saat ticing berlangsung dengan hebatnya beliau akan menjawab segala pertanyaan yg terbesit di pikiran saya, suasana ketika beliau ticing akan menjadi momen yang akan saya rindukan, ketika beliau mengalungkan blessing string adalah momen dimana kami begituu dekaat, rasa bahagia yg tak bisa tergambarkan. saya sangat berharap bisa bertemu beliau setiap tahun dan menerima ajaran dari beliau lagi.

– Mely –

 

Terakhir ketemu Rinpoche adalah saat retret di bandung 2014, saat itu yg paling diingat adalah ketika aku menjadi salah satu perwakilan gubernur yg menghantar rinpoche masuk ke hall di pagi hari saat awal ticing, perasaan yg bahagia bs menghantar Buddha utk memberikan ajaran, dan wajahnya rinpoche yg selalu membuat hati tenang membuat aku begitu kangen dgn beliau.

– Rika Lenawaty, 30, Direktur Manajemen –

 

Terakhir ketemu Rinpoche adalah saat retret di bandung 2014, saat itu yg paling diingat adalah ketika aku menjadi salah satu perwakilan gubernur yg menghantar rinpoche masuk ke hall di pagi hari saat awal ticing, perasaan yg bahagia bs menghantar Buddha utk memberikan ajaran, dan wajahnya rinpoche yg selalu membuat hati tenang membuat aku begitu kangen dgn beliau.

– Sherly, 18 –

 

Terakhir bertemu Rinpoche adalah bulan lalu d India saat kami pamit pulang. Rinpoche menyambut kami di kediaman Beliau dengan wajah ramah dan penuh senyum, menanyakan kabar kami, dan menanyakan perkembangan belajar kami. Dan kalimat penutup yang Beliau ucapkan saat itu adalah “See you soon..”.. Sebuah kalimat yang menghangatkan, beserta harapanku yang terselip di dalamnya karena aku ingin segera bertemu lagi dengan Beliau dan melihat senyum itu lagi..

– Fitri, 30 –

 

Jumpa langsung terbaruku dengannya, Ia yang tatapan, senyum, dan sentuhannya bisa sedemikian hangat membara sekaligus lembut menyejukkan, adalah pada perjalanan Negeri Seribu Kesan periode 20 Agustus – 9 Oktober 2015*. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang meleset hitungan, kali ini aku kesampaian menunggui Ia turun dari langit dan mendarat di pintu kedatangan Gaggal Airport, Kangra, HP, pada 26 Agustus 2015. Pamitan langsung terbaruku–yang masih hangat berkesan berminggu-minggu setelahnya, adalah pada sebuah petang di 8 Oktober 2015. Sebelumnya aku sudah mengabari bahwa jadwal beranjakku dari biara adalah pada pukul 5. Menjelang pukul 4.30an aku pun dipanggil menghadap. Dengan langkah pasrah aku masuk ke kamar, tangan memegang khatta, sebuah benda yang kiranya tak diperlukan. Aku masuk tanpa persiapan kata-kata dan Ia berdiri dari ranjang, mencomot sebuah khatta yang entah dari mana, dan mendekat untuk mengalungkannya.

– Candri Kamesvari, 33 –

 

Terakhir ktmu Rinpoche pas awal thn 2015 di Malang, waktu itu di Biara, rasanya beruntung bgt bisa hadir.. Masih ingat kita semua berbaris dan menyambut Rinpoche, cuaca panas sekali waktu itu, tapi kehadiran n senyuman Rinpoche membuat hati ini merasa sungguh terharu.. sungguh beruntung.. berdoa semoga bisa secepatnya bertemu kembali dg Beliau..

– Susanty, 29, Bendahara Yayasan Pelestarian dan Pengembangan Lamrim Nusantara –

 

Terakir ketemu dengan Rinpoche adalah ketika acara arak-arakan untuk mengantar Rinpoche kembali ke villa di acara SEALF 2014 dan ketika kumpul management pada bulan januari 2015 yg mana adalah saat-saat yang sangat “wow” menurut saya yang membuat saya ingin bertemu kembali dengan Beliau.

– William Kristanto, 19 –

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *