Nektar Dharma Pertama di Tahun 2016: Sesi Ajaran Guru Dagpo Rinpoche

  • January 19, 2016

Pertama-tama saya ingin mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Anda semua karena kita semua baru saja memasuki tahun yang baru ini. Saya akan mendoakan untuk kita semua agar tahun ini menjadi tahun yang baik dan sukses, baik itu untuk kegiatan spiritual maupun dunia keseharian kita semua.

Sekali lagi, kita semua di sini memiliki kesempatan untuk mendengarkan dan merenungkan ajaran Buddha. Secara khusus, kita semua di sini memiliki kesempatan mendengarkan dan merenungkan ajaran Mahayana dari Buddha. Ini adalah sesuatu yang sangat langka dan oleh karenanya merupakan sesuatu yang amat sangat berharga. Secara khusus kita harus membangkitkan perasaan bersukacita yang amat sangat terhadap adanya kesempatan ini. Yaitu, kita harus benar-benar merasa sangat senang dan berbahagia bahwa kita memiliki kesempatan ini.

Tidak cukup apabila ajarannya merupakan sebuah ajaran Mahayana—yaitu ajaran kendaraan besar, tapi bagi pendengar ajarannya haruslah juga merupakan pengikut tradisi Mahayana ini. Apa artinya? Ini artinya para pengikut tradisi Mahayana haruslah memiliki cara berpikir yang selaras dengan Mahayana. Seseorang tidak serta-merta ujug-ujug menjadi seorang pengikut Mahayana, tapi yang menentukan dia seorang Mahayana atau bukan adalah cara pandang dan cara berpikirnya. Dengan kata lain, itu bergantung pada motivasi. Adalah motivasi yang menentukan apakah Anda termasuk seorang Mahayana atau bukan.

Bagi Anda yang buddhis, bangkitkanlah motivasi berikut ini. Renungkanlah: Sekarang saya telah memperoleh kehidupan yang sangat istimewa, yang diberkahi dengan berbagai jenis kebebasan dan keberuntungan. Saya akan memanfaatkan kondisi ini dengan sebaik-baiknya untuk memastikan semua makhluk bisa mengatasi semua penderitaan mereka hingga tuntas serta memastikan mereka semua memperoleh kebahagiaan tertinggi. Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, sekarang saya akan berupaya keras untuk mencapai tingkat Kebuddhaan.

Bagi Anda yang bukan buddhis, atau Anda yang menganut ajaran agama lainnya, akan sangat baik sekali bila Anda juga merenungkan betapa kondisi luar biasa yang sudah Anda dapatkan dalam kehidupan saat ini. Renungkan juga bahwa Anda bertekad untuk menggunakan kondisi luar biasa ini dengan sebaik-baiknya, artinya menjadikan hidup Anda penuh makna. Ingatlah bahwa pada saat ini ada begitu banyak makhluk di dunia ini yang sedang menderita. Oleh sebab itu, bangkitkan tekad bahwa Anda akan berupaya sebisa mungkin untuk mengurangi penderitaan mereka dan membantu mereka untuk memperoleh kondisi yang lebih baik, yakni memastikan bahwa mereka bisa memperoleh kebahagiaan yang lebih besar.

Demikianlah motivasi yang harus dibangkitkan ketika mendengarkan ajaran yang akan disampaikan pada hari ini. Apabila Anda di sini benar-benar memiliki motivasi agung seperti itu, yaitu di satu sisi ingin mencapai tingkat Kebuddhaan demi kebahagiaan semua makhluk dan di sisi lain sebisa mungkin mengatasi penderitaan sebanyak mungkin makhluk yang bisa diatasi, namun tentu saja selain membangkitkan niat agung dan mulia seperti itu, tentu saja Anda harus memastikan bahwa Anda benar-benar memiliki kemampuan untuk melakukannya. Anda perlu mengembangkan kemampuan untuk benar-benar melaksanakan dan mencapai tujuan tersebut.

Itulah tujuan seorang guru memberikan ajaran Buddhis dan tujuan seorang pendengar mendengarkan ajaran dari gurunya. Tujuannya adalah memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya dan mengerahkan segenap kemampuan untuk menaklukkan batin kita sendiri. Batin kita saat ini masih belum ditaklukkan dan bersifat amat sangat kasar. Kita perlu melatih batin agar kita sendiri bisa lebih merasakan kedamaian pikiran, serta dibersihkan dari segala bentuk ketegangan kekasaran agar batin lebih halus.

Tanda-tanda bahwa batin kita masih belum ditaklukkan atau belum jinak atau belum terkendali adalah kenyataan bahwa kapanpun kita ingin secara sengaja membangkitkan kerangka berpikir yang positif di dalam batin, misalnya membangkitkan pikiran yang bajik, kita harus bersusah-payah untuk membangkitkannya. Pikiran bajik tidak serta-merta muncul dengan mudah, tapi kita harus berupaya keras untuk memunculkannya. Kenyataan bahwa pikiran bajik bukan sesuatu yang secara alami muncul di dalam batin merupakan pertanda bahwa batin kita masih belum jinak dan belum tenang.

Sebagai contoh, ketika kita hendak bermeditasi, atau berupaya untuk bermeditasi, kita kesusahan untuk memunculkan objek yang hendak dimeditasikan. Berikutnya, walaupun kita sudah mampu memunculkan objek yang hendak dimeditasikan, tapi kita kesulitan untuk mempertahankan fokus batin kita pada objek tersebut. Pikiran kita sangat mudah sekali lari ke mana-mana, memikirkan hal-hal lainnya. Oleh sebab itu, dalam kondisi kita saat ini, sulit sekali untuk melakukan meditasi dengan cara yang tepat sebagaimana mestinya.

Demikianlah hal tersebut merupakan satu tanda bahwa kita masih belum punya kendali atas batin kita sendiri. Pertanda lain atau bukti lainnya adalah kenyataan betapa mudahnya batin kita memunculkan kondisi-kondisi batin atau perasaan yang tidak sesuai atau tidak selaras. Ini muncul dengan sangat mudah sekali. Kondisi batin yang tidak harmonis ini muncul sedemikian mudahya. Sebutlah kemarahan, kecemburuan, kemelekatan, keragu-raguan, ketidaktahuan, pengalihan perhatian, dan sebagainya, faktor-faktor ini semua sangat mudah sekali muncul, dengan sangat alami dan spontan, tanpa upaya sama sekali, muncul dengan sendirinya. Walaupun kita tidak berkeinginan agar mereka muncul, tapi mereka dengan muncul dengan sendirinya. Ini semua merupakan pertanda dan bukti nyata bahwa kita tidak memiliki kendali atas batin kita sendiri. Kita masih belum berhasil menaklukkan batin kita sendiri.

Permasalahan yang dihadapi terkait dengan situasi seperti ini adalah selama kita masih berada dalam kondisi demikian maka kita tidak akan pernah bisa benar-benar bahagia. Walaupun kita berkeinginan untuk bahagia, tapi kenyataannya adalah sulit sekali untuk memperoleh kebahagiaan tersebut. Kita kesulitan memperoleh kebahagiaan itu sendiri. Kita tentu saja tidak ingin menderita. Walaupun kita ingin bahagia, namun kita tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan sebab-sebabnya. Justru sebaliknya, kita malahan dengan mudahnya menciptakan sebab-sebab penderitaan. Dengan cara seperti ini, mustahil kita memperoleh kebahagiaan seperti yang diidamkan. Yang terjadi adalah kita terus-menerus menderita. Oleh sebab itu, ini adalah sesuatu yang harus kita ubah. Dengan kata lain, kita harus berubah!

Untuk berubah dan mengembangkan batin kita, dalam rangka mengendalikan batin sendiri dan mengatasi kilesa-kilesa kita, kita perlu bertumpu pada sebuah instruksi. Instruksi yang terunggul di antara semua instruksi adalah instruksi yang disebut Tahapan Jalan Menuju Pencerahan untuk Ketiga Jenis Praktisi. Instruksi ini dengan sempurna telah disesuaikan sedemikian rupa untuk setiap tingkatan praktisi, apa pun tingkatan spiritualnya, baik itu praktisi agung, menengah, maupun awal.

Berbicara tentang instruksi yang disebut Tahapan Jalan Menuju Pencerahan atau Lamrim, bagi sebagian orang barangkali merasa bahwa instruksi ini adalah sesuatu yang sulit dan rumit. Ada juga yang merasa instruksi ini merupakan sebuah jalan yang sangat panjang. Tentu saja bukan demikian halnya. Itu bukan cara yang tepat untuk melihatnya. Kita harus bisa melihatnya berdasarkan kondisi dan situasi kita saat ini. Dengan kondisi kita saat ini, tentu saja kita tidak sedang berharap mendapatkan hasil tertinggi dalam waktu singkat. Tidak mungkin kita melakukan transformasi diri dan mencapai tujuan tertinggi dalam waktu satu malam. Kita melakukannya secara bertahap berdasarkan prosedur dan mengikuti prosesnya. Kita mulai dengan tingkatan dan situasi kita saat ini, yaitu di level mana saat ini kita berada. Dari situ, kita berlatih secara bertahap. Setelah berhasil mencapai satu tingkatan perkembangan, barulah kita naik tingkat ke perkembangan selanjutnya. Dengan cara seperti ini, pelan tapi pasti kita akan mencapai kemajuan.

Secara umum, proses perkembangan haruslah dijalani secara bertahap dan memakan waktu, barangkali bahkan terkesan lambat. Kita mulai dengan tingkatan kita saat ini, dan berlatih secara bertahap, selangkah demi selangkah. Namun, ada sebuah pengecualian, yaitu bagi orang-orang atau praktisi-praktisi yang sebelumnya sudah pernah melatih instruksi Tahapan Jalan Menuju Pencerahan ini pada kehidupan sebelumnya. Ada orang-orang yang sudah benar-benar memasuki latihan Tahapan Jalan ini, sedangkan orang-orang lainnya mungkin belum. Bagi orang-orang yang sudah pernah berlatih pada kehidupan sebelumnya, maka pada kehidupan saat ini mereka sudah lebih maju dibandingkan dengan orang-orang yang belum—yaitu kita semua yang ada di sini. Jadi, ini adalah sebuah pengecualian atau kasus khusus.

Metode yang disebut Lamrim ini memungkinkan kita untuk secara bertahap berlatih menaklukkan batin. Ada berbagai versi Lamrim, dan yang kita gunakan di sini adalah Lamrim yang disusun oleh Yang Mulia Dalai Lama Kelima. Lamrim ini berjudul Jampel Shelung dalam bahasa Tibet, atau Instruksi Lisan Manjugosha. Selain itu, tentu saja kita senantiasa merujuk pada garis-garis besar Lamrim dalam kitab yang berjudul Instruksi-instruksi Guru yang Berharga.

Beberapa waktu sebelumnya saya sudah mulai memberikan penjelasan Lamrim ini di sini. Tapi sudah cukup lama juga waktu berlalu sebelum saya mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan penjelasan ini di sini, di Veneux. Sesi kita saat ini bertepatan dengan momen awal tahun. Oleh sebab itu, akan sangat baik sekali bila saya memberikan sebuah Lamrim yang lengkap. Untuk itu, kita akan merujuk pada garis-garis besar Lamrim yaitu pada teks Instruksi-instruksi Guru yang Berharga. Saya akan memberikan transmisi teks ini sampai pada poin yang paralel dengan penjelasan di dalam Instruksi Lisan Manjugosha.

Pertama-tama, saya akan memberikan transmisi Instruksi-instruksi Guru yang Berharga sampai pada bagian praktisi motivasi awal.

(Transmisi garis-garis besar Lamrim “Instruksi-instruksi Guru yang Berharga”)

Bagi Anda yang sudah hafal teks ini, bisa direnungkan seiring dengan saya memberikan transmisinya. Atau kalau belum hafal, silahkan merujuk pada teks Anda dan mengikuti seiring dengan saya membacakan transmisi teks ini.

– Bersambung –

* * * * * * * *

Dirangkum berdasarkan sesi siaran web yang dipancarkan dari Yiga Choedzin, Veneux-les-Sablons, Perancis, pada Sabtu, 16 Januari 2016. Sesi ajaran ini merupakan sesi perdana di tahun 2016 oleh Guru Dagpo Rinpoche setelah Beliau mengalami serangan jantung ringan pada pertengahan bulan Oktober 2015.

 

webcast160116_4

 
webcast160116_2

 
webcast160116_3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *