Puja Tara & Pengumpulan Sejuta Mantra Jambala (2-10 Juli 2016)

  • June 16, 2016

“Berdoalah kepada Tara, Ia bisa menolongmu.”
– Dagpo Rinpoche –

* * * * * * *

Manfaat Melafalkan Pujian kepada Tara

Mereka yang diberkahi rasa bakti yang sempurna dan murni terhadap istadewata ini, praktisi-praktisi cerdas yang melafalkan pujian ini dengan keyakinan tertinggi, baik di malam hari maupun setelah bangun di waktu fajar, dengan mengingat pujian ini akan terbebas dari rasa takut. Setelah dimurnikan sepenuhnya dari segala bentuk kejahatan, mereka akan mencapai penghancuran semua alam rendah. Tujuh juta Buddha Penakluk akan segera menganugerahkan segala bentuk kekuasaan. Dengan demikian, mereka akan memperoleh kejayaan dan maju seterusnya menuju keadaan akhir Kebuddhaan yang sempurna. Sebagai hasilnya, semua racun mematikan, baik yang bertempat dalam diri sendiri maupun menyebar ke makhluk lain, yang telah mereka makan atau minum, dengan ingatan akan pujian ini akan dihapuskan dengan sempurna, dan dengan sempurna mereka akan melenyapkan kemalangan-kemalangan akibat makhluk halus, wabah, racun, dan berbagai macam penderitaan lainnya. Jika untuk diri sendiri atau demi kepentingan makhluk lain, pujian dibacakan dengan sungguh-sungguh dua, tiga, atau tujuh kali, mereka yang mendambakan seorang anak akan mendapatkannya dan mereka yang menginginkan kekayaan akan memperolehnya. Tanpa penghalang, semua permintaan mereka akan dikabulkan dan setiap halangan yang muncul akan dihancurkan.

Penjelasan Manfaat Melafalkan Pujian Tara

Garis besar manfaat-manfaat bisa dibagi menjadi empat:

1. Pembedaan berdasarkan pikiran
2. Pembedaan berdasarkan waktu
3. Penjelasan sebenarnya akan manfaat-manfaatnya
4. Ringkasan pernyataan terkait manfaat-manfaat berdasarkan penomoran

Pembedaan berdasarkan pikiran diungkapkan sebagai berikut:

Mereka yang diberkahi rasa bakti yang sempurna dan murni terhadap istadewata ini, praktisi-praktisi cerdas yang melafalkan pujian ini dengan keyakinan tertinggi, baik di malam hari maupun setelah bangun di waktu fajar, dengan mengingat pujian ini akan terbebas dari rasa takut. Setelah dimurnikan sepenuhnya dari segala bentuk kejahatan, mereka akan mencapai penghancuran semua alam rendah.

Mereka yang cerdas akan melafalkan “Pujian” dengan rasa bakti yang tulus. Dengan kebijaksanaan yang memahami makna simbolis beserta makna Dharma, mereka mampu memusatkan perhatian satu titik pada kedua makna. Mereka tidak dilanda keragu-raguan maupun pengalihan perhatian.

Pembedaan berdasarkan waktu dimulai dari “baik di malam hari maupun setelah bangun di waktu fajar.” Mereka yang cerdas mengingat tiga tubuh Tara (tubuh Buddha)—dharmakaya, sambhogakaya, dan nirmanakaya, melafalkan puji-pujian dan mantranya, dan fokus pada aspek damai Tara di pagi hari dan aspek murkanya di malam hari. Melakukan ini akan memberikan manfaat berupa bebas dari rasa takut, bebas dari penghalang, sakit, setan pengganggu, kematian tidak pada waktunya, dan kesulitan-kesulitan lain dalam hidup ini. Karena mereka berkonsentrasi dengan keyakinan dan rasa bakti, serta melakukan purifikasi dengan perhatian satu titik, melafalkan “Pujian Penghormatan” akan menetralkan karma negatif dan menghentikan semua kelahiran yang rendah pada kehidupan berikutnya. Makanya dikatakan, “Setelah dimurnikan sepenuhnya dari segala bentuk kejahatan, mereka akan mencapai penghancuran semua alam rendah.” Baris ini menjelaskan manfaat untuk kehidupan-kehidupan mendatang.

Penjelasan sesungguhnya dimulai dari:

Tujuh juta Buddha Penakluk akan segera menganugerahkan segala bentuk kekuasaan. Dengan demikian, mereka akan memperoleh kejayaan dan maju seterusnya menuju keadaan akhir Kebuddhaan yang sempurna. Sebagai hasilnya, semua racun mematikan, baik yang bertempat dalam diri sendiri maupun menyebar ke makhluk lain, yang telah mereka makan atau minum, dengan ingatan akan pujian ini akan dihapuskan dengan sempurna, dan dengan sempurna mereka akan melenyapkan kemalangan-kemalangan akibat makhluk halus, wabah, racun, dan berbagai macam penderitaan lainnya.

“SEGERA” pada baris pertama artinya manfaat akan dirasakan pada kehidupan saat ini. Mereka yang cerdas akan diberikan anugerah oleh tujuh juta Buddha Penakluk dengan sinar-sinar bercahaya atau aliran nektar. Marilah membangkitkan aspirasi kuat dengan merasakan kehadiran Tara dan menghaturkan doa yang tulus kepada Tara, bukan berdoa seperti seseorang yang berdoa kepada sosok penguasa, tapi merenungkan pemahaman yang benar akan siapa sesungguhnya Tara itu. Beliau sunya dari eksistensi yang inheren, namun Beliau juga menunjukkan penampakan, seperti sebuah ilusi. Beliau adalah penyatuan sunyata dan paticca-samuppada, penyatuan kedua jenis kebenaran—pada kebenaran tertinggi Beliau tidak eksis, namun secara konvensional Beliau ada. Dengan cara seperti ini, meditasi pada Tara akan menjadi sebuah perenungan pada kedua jenis kebenaran.

Karena para praktisi yang cerdas bermeditasi dengan cara seperti itu, tujuh juta Buddha yang mendampingi Tara akan datang dan melimpahkan anugerahnya. Para praktisi akan memiliki tempat tinggal yang baik, tubuh jasmani yang sehat dan menarik, memiliki benda-benda kepemilikan yang baik, yang mereka gunakan demi tujuan meraih pencerahan. Mereka akan meraih pencapaian-pencapaian umum—delapan siddhi seperti terbang, membaca pikiran makhluk lain, dan memiliki kemampuan tak terlihat. Mereka akan bebas dari bahaya baik dari sesama manusia maupun bahaya yang ditimbulkan oleh setan-setan dan pembuat onar. Mereka akan meraih pencapaian terunggul, Kebuddhaan. Berikut ini adalah dua jenis pencapaian: (1) Pencapaian biasa berupa berbagai jenis kemampuan gaib yang digunakan untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain, dan (2) Pencapaian terunggul yaitu pencerahan lengkap sempurna—kebebasan total dan kemampuan penuh untuk bekerja secara efektif demi makhluk lain.

Pikirkanlah tujuan untuk ketiga jenis praktisi. Praktisi pemula mencari kelahiran kembali yang baik, praktisi menengah mencari pembebasan, dan praktisi mahir bertujuan mencapai Kebuddhaan. Mempersembahkan penghormatan kepada Tara dengan cara yang pantas akan membantu memurnikan halangan-halangan untuk mencapai ketiga jenis tujuan tersebut. Pencemaran adalah racun-racun yang menghalangi kita mencapai tujuan-tujuan ini. Secara khusus, pandangan –pandangan keliru bersifat seperti racun, karena menyebabkan kita melepaskan praktik Dharma. Pandangan keliru termasuk berpikir, “Kehidupan lampau dan yang akan datang sama sekali tidak ada. Tidak ada yang namanya karma. Orang-orang pada dasarnya bersifat egois, oleh sebab itu tidak ada gunanya mempraktikkan Dharma karena sebenarnya kita tidak bisa berubah. Dunia sudah sepenuhnya kacau, dan tidak ada yang bisa diperbuat lagi, jadi buat apa mencoba?” Semua ini adalah bentuk-bentuk pandangan salah terkait kebenaran konvensional atau tertinggi, dan mereka menyebabkan kita meninggalkan Dharma. Seseorang yang melepaskan praktik spiritualnya akan menciptakan lebih banyak karma negatif karena dia sudah tidak lagi menjaga tindak-tanduknya. Ini pada gilirannya akan menciptakan lebih banyak penderitaan. Jadi, marilah kita memeriksa batin kita dengan hati-hati dan menghindari segala bentuk pandangan yang keliru.

Melafalkan “Pujian Penghormatan” akan menenangkan bentuk-bentuk pandangan keliru beracun tersebut, berikut racun-racun yang bersumber dari makanan, minuman, ular, kalajengking, dan penyakit menular.

Jika untuk diri sendiri atau demi kepentingan makhluk lain, pujian dibacakan dengan sungguh-sungguh dua, tiga, atau tujuh kali, mereka yang mendambakan seorang anak akan mendapatkannya dan mereka yang menginginkan kekayaan akan memperolehnya. Tanpa penghalang, semua permintaan mereka akan dikabulkan dan setiap halangan yang muncul akan dihancurkan.

Ini adalah pernyataan yang dipadatkan terkait manfaat-manfat berdasarkan penomoran. Praktik ini bisa dilakukan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain yang kita tahu sedang menghadapi kesulitan. Ketika dikatakan, “dua, tiga, atau tujuh kali,” dua merujuk pada basis atau dasar, dengan kata lain seorang praktisi memiliki dua kualitas berupa kecerdasan tajam dan keyakinan yang menghargai. Ini artinya seorang praktisi yang cerdas, berpikiran terbuka, memiliki kekyakinan tinggi berdasarkan penyelidikan, serta memiliki motivasi yang tulus.

Tiga menunjukkan waktu ketika “Pujian Penghormatan” dilafalkan: pagi, siang, dan malam. Tujuh mengindikasikan jumlah pelafalan yang dilakukan. Beberapa teks mengatakan bahwa pelafalan “Pujian Penghormatan” harus dilakukan tujuh kali untuk masing-masing periode: pagi, siang, dan malam. Interpretasi lainnya adalah melakukan tujuh kali pelafalan selama masing-masing tiga periode selama tiga minggu. Akan tetapi, apakah kita melafalkan “Pujian Penghormatan” satu kali atau berkali-kali, kualitas kondisi batin ketika melafalkannya adalah unsur terpenting yang menentukan nilai dari sebuah tindakan. Melafalkan “Pujian Penghormatan” satu kali dengan ketulusan dan konsentrasi akan mentransformasikan batin kita lebih besar dan menciptakan potensi positif lebih tinggi daripada melafalkannya dua puluh satu kali dengan pikiran penuh pengalihan atau dengan sikap yang menganggapnya hanya semata-mata sebuah kewajiban.

Melafalkan “Pujian Penghormatan” dengan cara seperti ini akan membuat seseorang bebas dari rasa takut, membantunya mencapai semua keinginan-keinginan bajik, dan menaklukkan segala bentuk objek yang harus ditanggalkan. “Mereka yang mendambakan seorang anak akan mendapatkannya” merujuk pada dua kasus. Yang satu terkait orang biasa yang menginginkan keturunan. Yang kedua merujuk pada guru-guru Dharma yang berniat memiliki murid yang berkualifikasi untuk dilatih dan kepada siapa mereka bisa mewariskan silsilahnya.

“Semua permintaan mereka akan dikabulkan…” Barangkali ini kelihatannya bertentangan dengan ajaran Buddha tentang tanpa kemelekatan, serta terkait kesederhanaan gaya hidup bagi seseorang yang berdoa memohon kesejahteraan dan agar semua keinginannya bisa terpenuhi. Ada dua cara memandang hal ini. Yang pertama adalah Tara akan menolong orang-orang sesuai dengan levelnya. Dengan kata lain, jika seseorang menginginkan kekayaan atau kesuksesan duniawi dan orang tersebut memang telah menciptakan sebab-sebab karmanya, maka Tara akan menolongnya. Seseorang yang memiliki kecenderungan spiritual akan bisa melihat bahwa sikap mendambakan hal-hal tersebut merupakan sumber penderitaan. Orang tersebut akan berdoa kepada Tara, beraspirasi agar sikap mendamba dan melekatnya bisa ditaklukkan sehingga ia bisa mencapai kemajuan pada jalan spiritual. Sesuai dengan keinginan orang tersebut, maka Tara juga akan menolongnya.

Akan tetapi, jika seseorang memiliki niat tak baik melakukan permohonan kepada Tara untuk mendapatkan kekayaan, kekuasaan, atau memohon agar keinginannya terkabulkan, Tara tidak akan menolongnya. Welas asih Tara bertujuan mengatasi penderitaan, bukan malah mengakibatkan seseorang makin menciptakan lebih banyak sebab-sebab penderitaannya.

Cara kedua melihat bait tersebut adalah terkait “kekayaan” yang bisa merujuk pada empat kebutuhan hidup—makanan, tempat tinggal, pakaian, dan obat-obatan—sehingga seseorang bisa melakukan praktik Dharma tanpa ketakutan atau kecemasan. Doa orang ini untuk memperoleh kekayaan adalah demi Dharma, demi menolong orang lain. Bisa juga orang ini berdoa memperoleh kekayaan agar mampu mendirikan semacam dapur umum, penampungan bagi orang yang tidak memiliki rumah, atau sebuah biara. “Kekayaan” bisa juga berarti kekayaan spiritual, yaitu, realisasi pada jalan spiritual. Kekayaan internal ini merupakan kekayaan sejati yang memuaskan segala bentuk keinginan dan memenuhi segala jenis harapan. Dengan demikian, “permintaan” bisa merujuk pada permintaan sementara—yang bermanfaat bagi kita selama berada di dalam samsara—dan juga permintaan tertinggi—pembebasan dan pencerahan sempurna.

“Setiap halangan yang muncul akan dihancurkan” artinya halangan-halangan baru tidak akan muncul, dan halangan yang sudah muncul akan dihancurkan. Halangan yang sudah dihancurkan tidak akan muncul lagi.

Demikianlah penjelasan terkait manfaat-manfaat melakukan praktik ini, bilamana dilakukan dengan penuh ketulusan dan konsentrasi, terus-menerus mengembangkan pemahaman yang tepat terkait maknanya. Berpikir bahwa seseorang bisa memperoleh keturunan dan mendapatkan kekayaan dengan melakukan praktik doa ini pada awalnya barangkali terlihat seperti sebuah impian, sebuah pemikiran gaib. Tapi kalau kita sudah benar-benar melakukan praktik dharma, merenungkan kualitas-kualitas seorang Buddha, dan benar-benar berupaya melatih kualitas-kualitas tersebut, maka batin kita akan menjadi sangat bajik. Kekuatan kebajikan tersebut akan memurnikan karma-karma negatif, karma buruk yang mencegah keinginan kita untuk terpenuhi. Tentu saja, bukan berarti dengan hanya melafalkan doa ini satu atau dua kali saja kemudian serta-merta mendadak penyakit kita disembuhkan atau tiba-tiba memperoleh harta warisan. Harus ada sebab-sebab pendukung lainnya berikut kondisi-kondisi yang membuahkan hasil sesuai dengan apa yang kita aspirasikan.

Sumber penjelasan: Manfaat-manfaat Melafalkan Pujian Penghormatan, “How to Free Your Mind: Tara the Liberator”, Thubten Chodron, Snow Lion Publications, 2005.

* * * * * * *

Puja Tara dan Pengumpulan Sejuta Mantra Jambala

Sembah sujud memohon berkah kepada Sang Penolong Tangkas, Arya Tara, demi Bumi Nusantara. Menghimpun sebab-sebab kesejahteraan material dan spiritual untuk aktivitas luas demi semua makhluk.

2-10 Juli 2016
Aula Istana Payung Perak
Jl. Sederhana No. 83, Bandung
Setiap hari 4 sesi dari pukul 09.00 hingga 21.30

Kesempatan melatih kemurahan hati dengan :

Sepuluh Ribu Persembahan kepada Arya Tara

Satu set offering @Rp 30.000

Transfer ke BCA 5170181150 a.n. Nia Triyuniastuti Tirta
Format konfirmasi: Tara/Nominal Dana/Jumlah Set/Nama Donatur
Kode belakang 7
Contoh: Tara/Rp.210.007/7set/Rika Lenawaty

NB: Kelebihan dana persembahan akan didonasikan untuk kebutuhan Sangha Kadam Choeling Indonesia

Registrasi keikutsertaan puja dan konfirmasi dana hubungi:

Call Center KCI
+62815.7321.0000

puja_tara_2_10_juni2016_poster

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *