Sojong dan Pengulangan Abhisamayalankara di Ruang Payung Perak (22 Februari 2016)

  • February 24, 2016

“Hari ini adalah peringatan Buddha menaklukkan enam guru Hindu. Peristiwa penting yang diyakini oleh kaum Mahayana bahwa kebajikan akan berlipat seratus ribu kali lipat. Maka hari ini setidaknya berbuat satu kebajikan kecil pada guru dan Triratna dan semua makhluk. Agar kita semua memiliki benih kebajikan yang menjadi sebab kebahagiaan kita semua.

Malam ini akan ada sojong dan mengulang Abhisamayalankara. Harap semua berbondong dengan antusias pada kebajikan memenuhi ruang Payung Perak.”

– Suhu, 22 Februari 2016-

* * * * *

Pada hari baik yang dalam tradisi Buddhisme Tibet dikenal dengan perayaan “Chotrul Duchen”, komunitas belajar dan praktik Kadam Choeling Indonesia melakukan praktik pengakuan secara bersama-sama, yaitu majelis Sangha monastik dan umat awam, berdasarkan teks pengakuan Sojong yang berjudul “Gerbang Kemurnian.” Praktik pengakuan ini dilakukan di Ruang Payung Perak yang hampir-hampir tidak cukup untuk menampung peserta yang antusias mengikuti ritual namaskara sebagai bagian dari praktik pengakuan ini. Selesai namaskara kepada 35 Buddha yang dipimpin langsung oleh Acarya Suhu Bhadra Ruci, ritual dilanjutkan dengan pengulangan teks Abhisamayalankara karya Yang Agung Maitreya dan bab pertama Madhyamakavatara karya Yang Agung Chandrakirti.

Dalam sesi nasihat Suhu berpesan bahwa tradisi merupakan komponen yang sangat penting dalam menjaga dan menyampaikan ajaran. Analoginya adalah sebotol vitamin You-C 1000. Apabila seseorang hendak memberikan air vitamin, maka dibutuhkan wadah berupa botol untuk menampung air tersebut. Bilamana seorang guru hendak menyampaikan intisari ajarannya, maka apa yang menjadi ajarannya itu hanya bisa tersampaikan melalui wadah dalam bentuk tradisi.

Tradisi yang diusung oleh KCI adalah tradisi asli Indonesia, bukan tradisi luar negeri. Penting sekali bagi kita untuk mengenali dan melaksanakan tradisi, bahkan berbangga hati karena kita punya sebuah tradisi yang mulia. Selain itu, penting sekali bagi kita semua untuk belajar dharma dengan serius.

Ajaran Lamrim perlu disebarkan seluas-luasnya karena ini merupakan ajaran yang penting. Mengapa penting? Karena ajaran ini bermanfaat bagi orang-orang untuk mengatasi permasalahan hidupnya. Seseorang yang telah mendapatkan ajaran Lamrim dan mempraktikkannya maka ia akan memiliki cara untuk mengatasi persoalan hidupnya dan dengan demikian mengurangi penderitaan hidupnya.

Sesi sojong ditutup dengan pelafalan doa dedikasi Losang Gyeltenma dan doa dedikasi Lamrim, yang didedikasikan agar Guru Agung Yang Mulia Dagpo Lama Rinpoche berumur panjang dan semoga semua orang bisa berkembang dalam belajar dan praktiknya.

 

sojong_22feb16_1

 

sojong_22feb16_3

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *