Sutra Intisari Penyempurnaan Kebijaksanaan, Bagian II

Sutra Intisari Penyempurnaan Kebijaksanaan, Bagian II

  • October 1, 2011

Dalam Ringkasan Sutra Penyempurnaan Kebijaksanaan (bukan Sutra Hati ini), sebuah perumpamaan diberikan untuk membantu kita memahami hal ini. Di sana dikatakan bahwa sama halnya ketika Anda melihat angkasa dan Anda tidak melihat apa pun, dengan hal ini anda bisa mengatakan Anda melihat angkasa. Di sini gagasannya sama – ketika Anda memahami kesunyataan secara langsung dan karenanya Anda tidak dapat, misalnya, melihat bentuk, yang mana hal ini berarti Anda memahami kesunyataan dari bentuk. Hal yang sama berlaku untuk fenomena lainnya. Misalnya, dalam kaitannya dengan unsur mata (yang pertama dari delapan belas dhatu atau unsur) – dalam kasus kebijaksanaan memahami kesunyataan secara langsung, tidak ada mata yang terlihat. Kenyataan bahwa tiada mata terlihat berarti apa yang dipahami adalah kesunyataan dari unsur mata.

Kita sudah melihat bahwa sebelum merealisasikan marga penglihatan, ketika Anda merealisasikan marga persiapan, lalu secara terus-menerus memeditasikan kesunyataan, maka gambaran makna yang berdiri di antara Anda dan pemahaman kesunyataan secara langsung menjadi lebih tipis dan tipis secara harfiah. Hingga akhirnya, ketika Anda terus melanjutkan meditasi Anda, benang terakhir dari gambaran makna ini bisa dikatakan terurai dan Anda akhirnya merealisasikan kesunyataan secara langsung. Dalam kasus ini, Anda akan segera merealisasikan marga penglihatan dan hal ini disebut dengan marga tanpa interupsi. Ini adalah bagian pertama dari marga penglihatan.

Ketika Anda merealisasikan marga penglihatan, Anda akan meraih persepsi (pemahaman) langsung dari ketidakberadaan objek sikap mencengkeram pada diri yang sejati. Sampai titik ini, meskipun Anda telah memeditasikan bahwa objek tersebut tidak ada (cara Anda mencengkeram diri yang sejati melihat segala sesuatu tidak ada), namun Anda tidak memahaminya secara langsung. Meski demikian, ketika Anda mencapai marga penglihatan, maka hal ini tidak lagi menjadi permasalahan di pikiran saja, yang mana objek sikap mencengkeram pada diri yang sejati tidak ada, melainkan Anda akan memahaminya secara langsung.

Ada dua tingkat sikap mencengkeram pada diri yang sejati – pandangan mengenai diri sejati yang didapatkan dan pandangan bawaan mengenai diri sendiri yang sejati. Langkah pertama adalah untuk mengatasi pandangan mengenai keberadaan diri sejati yang didapatkan. Begitu Anda telah merealisasikan jalan tanpa interupsi dari marga penglihatan, pandangan mengenai keberadaan diri sejati yang didapatkan bisa dinetralkan dan dia tidak akan lagi bangkit, namun Anda belum mencapai penghentian yang sepenuhnya mengenai hal tersebut.

Sesungguhnya, sekarang ini Anda memiliki pandangan yang berlawanan – Anda memegang keberadaan sejati dari bentuk dan segala fenomena yang lain. Anda telah memegang pandangan ini sejak Anda berputar di lingkaran samsara. Melalui kekuatan pandangan salah tersebut, Anda secara berulang-ulang mengumpulkan karma untuk terlahir kembali di dalam samsara. Namun, ketika Anda mencapai tingkatan ini, Anda pada akhirnya menyadari cara batin Anda memahami fenomena memiliki eksistensi sejati adalah seperti sebuah kebohongan. Kekuatan dari persepsi baru tersebut cukup kuat untuk bertindak sebagai penangkal yang ampuh terhadap pandangan salah bahwa segala sesuatu eksis (muncul) secara inheren.

Oleh karena itu, pemahaman Anda bahwa mereka tidak eksis (muncul) dengan inheren menetralisir pandangan-didapatkan yang menganggap bentuk dan sebagainya eksis (muncul) dengan inheren. Akibat dari ini adalah Anda kemudian berhenti mengumpulkan karma untuk terlahir kembali di samsara. Seterusnya dari poin ini, tidak akan mungkin lagi bagi pandangan-didapatkan mengenai diri yang sejati dapat bangkit di dalam diri Anda. Pemahaman akan ketiadaan diri yang sejati ini pada tingkat didapatkan adalah penawar langsung bagi pandangan-didapatkan bahwa segala sesuatu berdiri dengan sendirinya atau sejati.

* * * * *
&nbsp
Transkrip lengkap dapat diunduh pada tautan di atas.