Membangun Komunitas: Melanjutkan dan Mengembangkan Silsilah (Waisak KCI di Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling)

  • May 25, 2016

WAISAK KCI di tahun 2016 digelar di lahan biara yang berlokasi di Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, pada hari Minggu tanggal 22 Mei 2016. Peringatan Waisak diawali dengan Puja Bakti melantunkan doa “Untaian Bagi Mereka yang Beruntung,” yang dipimpin oleh Omze Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling dan diikuti oleh sekitar kurang lebih 200 anggota KCI. Selesai lantunan doa dalam bahasa Tibet sesuai tradisi Silsilah Emas Biara Dagpo, dilanjutkan dengan pelafalan paritta dalam bahasa Pali. Acara dilanjutkan dengan Dhammadesana oleh YM. Biksu Bhadra Ruci sebagai Kepala Biara Indonesia Gaden Syeydrup Nampar Gyelwei Ling.

* * * * * * * *

Komunitas kita sudah berpindah beberapa kali, dari Sampurna kemudian pindah menjadi Sederhana. Dari Sederhana, kemudian pindah ke Malang, dan dari Malang akhirnya menjadi Mulia (Donomulyo). Dengan demikian, perjalanan panjang diawali dari vimala(kesucian tertinggi), yang kemudian bersinar terang laksana surya kencana. Dari surya kencana menjadi sampurna, yang kemudian menjadi sederhana, dan akhirnya menjadi malang, hingga akhirnya menjadi mulia.

10 tahun Bimbel KCI berasal dari Sampurna, dengan angkatan terakhir adalah angkatan 2006. Angkatan 2008 dan seterusnya di Sederhana. Dari Sederhana pindah ke Malang—menjadi malang sekali, baru kemudian menjadi mulia. Ibarat batu berharga yang harus ditempa, maka perjalanan kita harus melalui ujian dan tempaan, terakhir baru menjadi mulia. Demikianlah Suhu mewarnai 10 tahun Bimbel serta mewarnai 15 tahun KCI. Di antara peserta yang hadir pada Waisak Biara 2016, kurang lebih setengahnya adalah alumni Bimbel KCI. Selebihnya adalah kelompok berbentuk komunitas, antara lain UI, Jogja, Medan, Palembang, Bogor.

Tradisi yang diturunkan oleh KCI adalah sebuah kemuliaan dan kebanggaan. Oleh sebab itulah, kita harus melanjutkan, mengembangkan, dan membesarkan komunitas ini. Suhu bisa mengamati perjuangan keras banyak aktivis dalam mengembalikan tradisi, antara lain misalnya batik, sarung, mandala, cara duduk. Ini semua sudah dimulai dan bisa dilanjutkan dan diteruskan.

Lamrim mengajarkan bahwa Buddha lebih agung daripada Sakyamuni sebagai manusia biasa. Buddha dalam Sutra Prajnaparamita jauh jauh lebih agung, jauh lebih adi transendental dibandingkan Sakyamuni yang lahir sebagai manusia. Buddha bisa memenuhi apa yang diinginkan oleh semua manusia, termasuk materi. Ironis jika seseorang memohon agar dagangannya laris ke makhluk lain, bukan kepada Buddha. Buddha sanggup memenuhi keinginan semua makhluk, baik yang tampak maupun tak tampak, termasuk tentu saja memenuhi kebutuhan materi. Oleh sebab itu, siapa pun dia jika membutuhkan pertolongan, bisa memohon kepada semua perwujudan Buddha seperti Tara dan Kwan Im. Jika membutuhkan materi, bisa minta kepada Buddha Dzambala.

Buddha sangat paham bahwa porsi pemenuhan materi penting karena perlu dipenuhi. Itu sebabnya dari keenam praktik paramita, nomor satu adalah berdana. Dana diletakkan pertama, bukan diletakkan terakhir. Bagi kita, apa yang menjadi penting? Bagi kita-kita yang menjadi praktisi buddhis, penting sekali untuk mendapatkan kepuasan batin. Jadi, batin ini terpuaskan dulu. Setelah batin puas, baru kita mampu memiliki takaran pas pada kebutuhan materi, sehingga tidak menjadi serakah. Dari kecil kita tidak diajarkan menemukan kepuasan batin. Dari kecil kita dididik untuk mencari kepuasan materi sehingga mayoritas orang berpikir dengan materi dapat membeli kepuasan batin. Pandangan ini sama sekali keliru.

Bila kita semua berpraktik sebagai seorang praktisi, kita tidak serius, maka apa bedanya orang yang telah belajar dengan umat vihara biasa? Kalau umat biasa, ya datang, sembahyang, pulang. Apa bedanya? Kita mencoba untuk datang, belajar, dan mencoba untuk mempraktikkan. Lalu perlu digarisbawahi bahwa yang kita butuhkan adalah kepuasan batin, bukan kepuasan materi. Yang utama adalah kepuasan batin. Ketika puas, kebutuhan materi menjadi sekunder. “Saya puas. Saya tidak mencari kepuasan materi.” Makanya itu, di KCI, kemiskinan adalah praktik yang tertinggi, tidak boleh diubah menjadi sederhana karena miskin dan sederhana adalah berbeda. Ini adalah sebuah tradisi yang membedakan umat biasa dengan praktisi. Kita yang sudah belajar banyak, belajar filsafat buddhis, kalau batin tidak puas, tidak bisa memberikan kinerja yang baik. Batin yang terbelenggu luka, beban, konsepsi, stigma yang melekat, ini adalah sesuatu yang tidak tuntas. Kalau tidak tuntas maka kinerja menjadi tidak optimal.

Oleh sebab itu, tradisi praktik Lamrim ibarat pohon kecil, belum tumbuh kuat. Hadirnya kita di rumah sendiri untuk Waisak, ya kita bertanya kepada diri sendiri: Komunitas ini akan dibentuk seperti apa kelak kemudian hari? Kita sekarang masih jarang menyentuh tradisi-tradisi Lamrim. Mulai ke depan, kita harus mulai menerapkan tradisi. Belajar sebuah budaya, pintu masuknya aksara. Setelah Tibet, baru kemudian kita memakai aksara lainnya. Jika kita tidak kembali mempelajari budaya kita, maka selama itu pula kita tidak dapat menemukan jati diri. Tidak salah lagi bila KCI mengembalikan tradisi besar Dagpo.

Oleh sebab itu, sejak Waisak ini, bikin diri kita sadar, di pundak kita ditaruh, dinantikan, ditunggu benih ini tumbuh besar. Oleh sebab itu kita harus berdoa semoga hujan turun sesuai musimnya, dewa-dewi melindungi benih, tanah mekar subur seperti dadih yang enak, tidak ada hama penyakit.

Semoga Waisak kali ini merupakan Waisak yang baik, memberikan berkah kepada semua orang, kepada masyarakat Donomulyo, masyarakat Indonesia, kepada semua makhluk. Semoga Rinpoche sehat, dan yang paling penting jodoh karma kita tidak putus. Doaku dari hatiku yang terdalam adalah “Semoga senantiasa kamu semuanya berbahagia.” Kepuasan batin menjawab semua tuntutan yang kita cari. Semoga semuanya lebih bahagia, lebih damai, lebih tentram, lebih baik. Semoga Para Buddha senantiasa memberkahi kita setiap waktu! Selamat siang.

* * * * * * * *

Doa Dedikasi Waisak 2016

Jodoh guru-murid adalah jodoh yang melibatkan dua pihak. Saya bertanya kepada Rinpoche: Apa yang bisa diperbuat agar Anda berumur panjang? Rinpoche mengatakan bahwa kita, KCI, bisa mencapai level ini sudah sangat luar biasa. Usaha kita sudah sangat jauh berkembang. Rinpoche mengatakan, “Saya berharap kamu orang lanjutkan dan kembangkan.” Satu-satunya harapan Rinpoche agar Beliau berumur panjang adalah dengan melanjutkan dan mengembangkan Kadam Choeling. Ini adalah pesan yang eksplisit, sangat clear. Dan itulah yang harus kita kerjakan. Lanjutkan pembelajaran Lamrim di Kadam Choeling dan kembangkan. Lestarikan di dalam diri kita, semua orang.

Satu poin yang hendak saya ingatkan: Senantiasalah berdoa kepada Guru Spiritual. Berdoa! Mintalah berkah, minta realisasi, minta pencerahan. Mintalah agar batin kita terberkahi, menyatu dengan batin Guru. Mintalah terus-menerus. Seperti anak kecil yang minta dibeliin sesuatu pada orang tuanya, minta terus lama-lama akan dikasih. Kita bisa meminta umur panjang, selalu dekat dengan guru, dekat dengan ajaran dharma, hingga akhirnya menerima realisasi yang sama seperti Engkau, Guru. Saya pikir itu cukup jelas. Senantiasa memohon kepada Guru.

 

waisak2016_1

 

waisak2016_2

 

waisak2016_3

 

waisak2016_4

 

waisak2016_5

 

waisak2016_6

 

waisak2016_7

 

waisak2016_8

 

waisak2016_10

 

waisak2016_11

 

waisak2016_12

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *