Buddha Sang Pelindung—Sahabat Sejati yang Menyatukan Semuanya

• February 17, 2016

The One that Brings All Together

Buddha Sang Pelindung—Sahabat Sejati yang Menyatukan Semuanya

Ada empat alasan mengapa Buddha merupakan sosok yang pantas untuk dijadikan objek perlindungan.

Pertama, Beliau telah menguasai dirinya sendiri dan mencapai tingkatan tertinggi yang bebas dari ketakutan. Jika Beliau belum mencapai tingkatan ini, maka Beliau tidak akan mampu melindungi pihak lain dari segala jenis ketakutan, sama halnya seseorang yang telah terjatuh tidak mampu menolong orang lain yang sama-sama terjatuh.

Kedua, Beliau sepenuhnya mahir dalam cara-cara melatih para murid. Jika tidak, Beliau tidak akan mampu memenuhi kebutuhan Anda, walaupun Anda berlindung kepadanya.

Ketiga, Beliau memiliki welas asih agung. Jika Beliau tidak memilikinya, Beliau tidak akan melindungi Anda walaupun Anda telah berlindung padanya.

Keempat, Beliau akan merasa senang, bukan oleh persembahan-persembahan materi, melainkan oleh persembahan-persembahan praktik spiritual. Jika tidak, maka Beliau tidak bisa berfungsi sebagai perlindungan bagi semua makhluk, tapi hanya akan menolong pihak-pihak yang sebelumnya pernah berjasa baginya.

Singkat kata, hanya ia yang sudah terbebas dari segala bentuk ketakutan, yang mahir dalam metode-metode untuk membebaskan makhluk lain dari ketakutan, yang memiliki welas asih agung yang tak berpihak pada makhluk mana pun, dan yang menolong semua makhluk tanpa memedulikan apakah mereka telah menolongnya atau tidak, yang pantas untuk dijadikan perlindungan. Karena hanya Buddha satu-satunya yang memenuhi semua kualitas ini, sedangkan makhluk surgawi dan sejenisnya tidak memiliki kualitas demikian, maka Beliau adalah perlindungan satu-satunya. Oleh karena itu, ajaran dan komunitas siswa Beliau juga merupakan perlindungan yang layak.

Ketahuilah bahwa Buddha, yang tergerak oleh welas asih agungnya, akan membantu Anda bahkan bila Anda tidak meminta bantuannya; Beliau tidak malas menolong semua makhluk; dan Beliau, Sang Pelindung berharga dan tanpa tanding, tetap sebagai pelindung pribadi Anda. Menyadari hal ini, menghadaplah kepadanya untuk berlindung.

Varnārha-varna-stotra (Pujian Penuh Penghormatan kepada Ia yang Pantas untuk Dihormati) menyatakan:

Kekuatan Karma Sehubungan dengan Penerimanya & Kekuatan Menerapkan Penawar

Ada kekuatan dalam perbuatan-perbuatan yang ditujukan kepada Triratna, para guru, mereka yang berfungsi seperti guru, orangtua, dan sejenisnya karena, walaupun seseorang tidak membangkitkan pemikiran kuat tertentu terhadap orang-orang seperti ini dan melakukan hanya sedikit bahaya ataupun pertolongan kepada mereka, namun efek yang ditimbulkan dari ketidakbajikan atau kebajikan tersebut kuat.

Lebih lanjut, Catur-dharma-nirdesa-sutra (Sutra yang Memberikan Empat Ajaran) mengatakan:

Maitreya, jika para Bodhisatwa, pahlawan-pahlawan besar, memiliki keempat ajaran ini, maka mereka akan dapat mengatasi karma buruk apa pun yang telah mereka lakukan dan kumpulkan. Apa keempat ajaran tersebut? Mereka adalah kekuatan penghapusan, kekuatan menerapkan penawar, kekuatan berpaling dari kesalahan, dan kekuatan fondasi.

Salah satu dari enam bagian kekuatan menerapkan penawar adalah “bergantung pada citra,” yaitu membuat citra [rupang atau gambar] Buddha setelah seseorang membangkitkan keyakinan padanya.

Referensi: Risalah Agung Tahapan Jalan Menuju Pencerahan, Maha-Bodhipatha-Krama (Lamrim Chenmo), Jilid 1, Je Tsongkhapa, Penerbit Kadam Choeling, 2011

Menjalin Koneksi dengan Rupang Buddha Utama Biara Indonesia Gaden Syeydrub Nampar Gyelwei Ling

Dengan prinsip kekuatan karma berdasarkan penerimanya, yaitu Buddha, sebuah tindakan yang ditujukan kepada Buddha akan memiliki kekuatan besar walaupun pelaku tidak membangkitkan pemikiran kuat tertentu. Dengan kata lain, ia akan memperoleh kebajikan yang sangat besar sekali. Berikutnya, menerapkan kekuatan penawar untuk purifikasi karma buruk berdasarkan citra Buddha, kita bisa memurnikan karma-karma buruk yang menjadi penghalang yang sangat besar pula. Gabungan kekuatan ini akan bermuara pada efek akumulasi dan purifikasi yang sangat besar dan kuat. Tambahan, apabila dilakukan oleh banyak orang dalam bentuk karma kolektif, maka kekuatan karma yang sudah sangat besar ini akan semakin meningkat. Kekuatan yang besar seperti inilah yang kita harapkan untuk bisa menjalin koneksi kuat dengan silsilah agung Buddha yang dahulu pernah berkembang sangat pesat di kerajaan Sriwijaya dan Majapahit di Nusantara. Marilah kita semua secara bergotong-royong berupaya menjalin kembali koneksi khusus ini yang diharapkan akan memberikan manfaat besar bagi kebahagiaan semua makhluk.

Perkembangan Proses Pembangunan Biara

Setelah proses panjang akuisisi tanah untuk lahan biara yang disahkan di depan Notaris pada 3 November 2014, berikutnya Suhu Bhadra Ruci dan Panitia Pembangunan Biara bekerja keras untuk menyelesaikan proses pembangunan. Proses pembangunan ini mencakup tiga aspek besar, yaitu fisik, sosial, dan teknis.

Suhu Bhadra Ruci dan Panitia Pembangunan Biara mengundang partisipasi seluruh pihak untuk berkontribusi dan menjalin koneksi dengan rupang Buddha utama Biara. Kontribusi langsung bisa diberikan dalam satu-satunya kesempatan donasi Rp 10.008 untuk satu nama.

Cara Kontribusi

* * * * * * * *