The Legacy of Tjong A Fie

  • September 8, 2017

Follow us on:

IG: @wilwatiktafoundation
FB: Wilwatiktafoundation

================***================

Culinary Bazzar of North Sumatera
12.00 – 23.00

Our Main Menu:

  1. Batak: Sak Sang, Arsik, BPK
  2. Melayu: Nasi Lemak, Lemang, Mi Gomak
  3. Hokkian: Kari Bihun, Bihun Bebek, Lontong Medan

Snacks:

  1. Duren Ucok
  2. Roti Jala
  3. Kue Keladi Ebi
  4. And many more

Drinks:

  1. Badak
  2. Sirup Kurnia
  3. Etc.

The Legacy of Tjong A Fie
Venue: De Majestic Building, Braga, Bandung

================***================

Day/Date: The Legacy of Tjong A Fie
Time: 19.00 – 22.00 WIB

“Warisan ke-bhinneka-an seorang tokoh Tionghoa dari Sumatera Utara”
“A legacy of diversity of a Chinese figure from North Sumatra”

Stand Up Comedy
Be hold on 7 p.m.

“Acara ini menurut saya sangat bagus karena dari acara ini kita dapat mengenalkan sedikit keberagaman antar suku yang ada di kota Medan dan sedikit gambaran kota Medan ke Masyarakat di luar Medan.”
Andry Susanto – Youtuber dan Foodblogger

“Menurut ku ini acara bagus karena teman-teman kita yang lagi merantau di luar kota tetap ingat sama budaya kampung halamannya. Mudah-mudahan dibuat terus dan diperhatikan oleh pemerintah kita (Sum-Ut), dan kalau ada acara-acara lagi undagn aku ya.. Lumayan buat nambah-tambah jajan hehe…”
Ilham Akbar Yuswar – Finalis SUCA 2

================***================

14th Production by Teater Baraya, 2017
De Majestic Building
7.30 p.m.

Directed by: Reysha H. K.

Sinopsis

“Darurat, darurat! Darurat Toleransi” Ya, negara kita ini sedang dalam kondisi darurat toleransi. Provokator berkoar-koar mengumpulkan massa, menyulut bagian sensitif golongan tertentu. Apakah negeri ini masih bisa diselamatkan? Dari mana kita dapat belajar tentang toleransi di masa-masa yang darurat toleransi seperti ini?

Sebagai seorang perantau dari negeri yang jauh, Tjong A Fie berhasil menjadi orang terkaya dan paling berpengaruh bagi perkembangan kota Medan, bahkan Sumatera Utara. Sosoknya menjadi sangat dikenal pada masanya bukan hanya karena kekayaannya yang melimpah, namun lebih karena kebijaksanaan dan rasa kemanusiaannya yang tinggi. Beliau menikahi Madam Lim yang juga merupakan wanita hebat dengan pemikiran yang terbuka. Beliau menanamkan rasa toleransi yang tinggi, dan berhasil pula menjadi pemersatu berbagai suku bangsa. Tapi, apakah dengan segala sisi baik yang dimilikinya menjadikan beliau dicintai oleh semua orang? Apakah hal itu menjadikan kata-katanya selalu didengar dan disetujui?

Synopsis

“Behold! Alert! Tolerance Emergency.” That’s right, our country is in the state of tolerance emergency. A provoker is gathering his followers, stimulating the sensitive parts of specific groups. Can this country still be saved? How can we learn tolerance in these difficult times of tolerance emergency?

An immigrant from a faraway land, Tjong A Fie succeeded in becoming the richest and the most influential figure during the development period of Medan, as far as North Sumatra. He became a distinguished figure during his lifetime, not only because of his abundant wealth, but also because of his wisdom and high sense of humanity. He married Madam Lim, a great woman and a broad-minded person. He instilled a high sense of tolerance, and he also managed to unite various ethnic groups. Still, even with all his noble qualities, did everyone hold Tjong A Fie in high regard? Were his words heard and approved by the people?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *