Model Baju yang Berbeda

  • December 13, 2016

Kala sedang bosan mungkin hangout ke mall bisa menjadi pilihan. Bisa cuci mata plus beli-beli barang kebutuhan. Iseng-iseng masuk ke departemen store. Ada baju nih, model baru. Pas dicoba, “kok jelek yah…”. Coba lagi baju lain, “aduh kekecilan, padahal yang ini modelnya udah keren”. Coba lagi yang lain, “nah ini bagus tapi sayangnya harga tidak pas di kantong”.

Kenapa ada baju yg cocok untuk si A dan nggak cocok untuk si B, demikian sebaliknya. Apakah perlu kita paksa B untuk pake baju si A?

Kita sebagai anak dan mungkin juga orang tua (bagi yang telah memiliki anak), kadang kita merasa kalo kita ini lebih hebat, lebih pintar, lebih baik daripada mereka. Lalu apa yang terjadi? Kita berusaha “menggurui” mereka. Contohnya seorang anak yang sudah sering mendapatkan ceramah di tempat ibadah, lalu dia merasa kalau ilmu agamanya sudah tinggi lalu dia “menggurui” orang tuanya. Memaksakan nilai-nilai baru yang dia dapatkan saat ceramah. Itu sama saja memaksa orang tua kita memakai baju yang kita pakai. Ya kalau kita paksa mungkin akan sobek ya, atau ya tidak enak dipandang mata. Tapi coba kita pelan-pelan mungkin baju kita itu sedikit diubah alias dipermak sedikit pelan-pelan, nah akhirnya lumayan cocok dan bisa dipake oleh orang tua kita. Hanya perlu kesabaran. Lalu sebaliknya misal orang tua kita memaksakan cara pandang dia ke kita, lalu kita menentang dengan keras. Nah akhirnya terjadi konflik. Dalam kasus ini bagaimana kalau kita berbesar hati memakai “baju” orang tua kita, kita pakai dulu gak apa-apa, mungkin ketinggalan jaman, jelek dsb. Nah setelah dipakai syukur-syukur orang tua kita melihat sendiri kesalahan dia karena memaksa kita memakai baju yang tidak cocok. Tapi kalau hal tersebut tidak terjadi, janganlah bersedih. Gimana kalo kita pelan-pelan yang permak baju tersebut?

Berbeda model baju, berbeda preferensi terhadap sesuatu, berbeda pendapat, berbeda cara pandang itu hal yang biasa. Namun bagaimana kita bersikap atas perbedaan itu, itulah yang terpenting. Marilah kita belajar bersikap terhadap perbedaan tersebut. Kedamaian, kebahagiaan itu ada karena setiap orang tidak pernah berhenti belajar untuk memahami orang lain. Sudahkah kita belajar hari ini?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *