Liputan Pabbajja Sramanera III – Selesai

  • October 8, 2008


Pabbajja Sramanera III Dharma Center Kadam Choeling yang baru saja usai menyisakan banyak kisah di baliknya. Dari mulai susahnya harus bangun pagi, menahan lapar karena tidak diperkenankan makan malam, ribetnya menggunakan jubah, hingga pengalaman-pengalaman spiritual para pesertanya.
Berikut ini beberapa kesan-kesan para peserta Pabbajja yang berhasil kami kumpulkan:

Hendry Firly – Depok

Metode pengajaran yang mendorong ke arah realisasi sangat efektif dan lebih kuat dibandingkan sistem pengajaran normal. Plus efek jubah, sila, dan wrathful-nya Suhu memungkinkan semua kondisi untuk lebih got the sense and a bit realization. Terima kasih untuk panitia yang telah memungkinkan acara ini terselenggara dan terima kasih untuk Suhu yang mau bersusah payah mengajar kami yang bebal ini.

Dani Suwito – Bandung

Banyak pelajaran dan perenungan Dharma yang didapat. Dalam perenungan meditasi memang banyak rintangan dari pikiran dan jasmani tetapi bila terus dicermati, meski 1 detik ataupun sekilas, kta pasti mendapatkan sense-nya. Sistem pengajaran ini terbukti efektif karena menekan dan terus mendorong kita untuk memahami…

Surianto – Medan

Berbeda dengan program Pabbajja yang lainnya, Pabbajja di DCKC ini sangat bagus, mendidik, membangun, serta menyadarkan. Membawa langsung ke hadapan kita apa yang menjadi kenyataan yang sebenar-benarnya, bukan hanya apa yang selama ini menjadi bayangan semata. Mendidik dan membangun mental individu menjadi lebih dewasa dalam menghadapi realita kehidupan.

Irwan Sastra Wijaya – Bandung

Ya pasti shock, hidup berubah 180 derajat. Semua yang kita miliki disita, jaminannya cuman 2 jubah doank. Trus kita diikat banyak sila, apalagi sila tentang makan, biasanya kan makannya tuh brutal banget, tiba-tiba diikat sampai makan diatur umat dan cuma 2x sehari. Tapi yang pasti kita dapat belajar sopan santun, perilaku kita benar-benar berubah. Dharma yang direnungkan merubah beberapa pandangan tentang berbagai hal di hidup kita. Meskipun tujuan dari Pabbajja aini ialah merasakan menderitanya samsara dan mencapai Bodhicitta, dan saya tidak mampu sampai tingkat itu, setidaknya saya menghadapi masalah hidup ini dengan persepsi baru yang sesuai Dharma

Johnson – Bandung

Selama Pabbajja ini, saya mendapat berbagai pelajaran baik secara fisik maupun batin. Meskipun selama Pabbajja saya banyak mengalami depresi tetapi saya tetap menjalaninya dengan senang. Pada hari pertama penahbisan, hari terasa cepat berlalu, tetapi pada hari kedua menjadi lebih berat,begitu juga dengan hari-hari selanjutnya. Pada hari kelima saya mengalami depresi yang sangat berat, terdapat banyak pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan saya, banyak yang bertentangan dengan apa yang saya pikirkan. Kesan yang paling saya dapat dalam Pabbajja adalah menjadi Sramanera adalah sangat berat, terikat oleh sila-sila yang membuatnya lebih berat. Saya mendapatkan banyak pelajaran.

Andre – Surabaya

Kaget.. Terlalu banyak shock therapy dan meditasi, agak tidak biasa… Metode Pabbajja ini bagus, karena dapat membantu saya untuk melihat sampai mana kapasitas saya dan mengingatkan kembali point-point penting yang sudah lama saya lupakan dan tidak direnungkan. Jadi tetap dilanjutkan aja tahun depan.

Hengli – Surabaya

Sangat berkesan, berangkat dari kondisi dengan metode penghancuran ego untuk mengkondisikan samsara yang sulit disadari. Pengalaman batin yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Pengalaman metode yang ekstrim dalam kekonsistenan tujuan ajaran. Pengorbanan yang tidak ternilai. Semoga apa yang diperoleh bertahan lama dan member manfaat maksimal dalam dasar perjalanan yang pasti tercapai. Semoga…

[Vi]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *