Menjalin Hubungan dengan Guru Spiritual: 31 Mei, Jakarta

  • June 3, 2009

Center Jakarta mengadakan teaching sehari dengan topik menjalin hubungan dengan guru spiritual. Suhu sendiri yang mengajarkan topik ini kepada para peserta teaching yang khusus ketika hari itu mencapai jumlah 40-an orang (dengan kondisi normal sekitar belasan orang). Peserta teaching mulai memadati ruko, yang dimiliki oleh Hendra dan Feros, pada pukul 9 pagi dan sambil menunggu kedatangan Suhu melakukan puja. Barulah sekitar pukul 12 siang, Suhu datang dan memulai sesi teaching hari itu.
Di hari yang kebetulan panas terik tersebut, Suhu membuka mata semua peserta teaching terhadap kebobrokan seorang pencari spiritual dalam menjalin hubungan dengan guru spiritual, menegaskan kondisi ideal seperti apa yang harusnya dicapai oleh pencari spiritual dalam hubungan dengan guru spiritual untuk kemudian mendorong para peserta teaching agar dapat mencapai kondisi tersebut. Teks yang menjadi referensi Suhu dalam teaching kali ini adalah Relating to Spiritual Teacher karya Alexander Berzin. Teks ini sebenarnya ditujukan untuk para pencari spiritual dari barat tetapi Suhu menunjukkan kepada para peserta teaching bahwa mereka termasuk kategori “barat” meskipun secara geografis berasal di timur. Secara umum orang yang masuk kategori barat ini dijelaskan sebagai orang yang terjebak dalam romansa-romansa misterius dan mistis, terjebak dalam ambisi untuk menjadi, dalam tempo sesingkat-singkatnya, Milarepa tanpa kemudian memikirkan tahapan yang harus dilalui untuk bisa (benar-benar) mencapainya.
Tanpa disangka kurang lebih 6 jam berlalu dan keringat peserta dan Suhu pun deras mengalir karena pendingin ruangan yang dimatikan ditambah lagi efek rumah kaca (secara harafiah) yang membuat panas semakin kondusif. Waktu istirahat yang singkat membuat kaki beberapa peserta kram. Dengan semua usaha yang dikeluarkan oleh Suhu dan para peserta, sepatutnya teaching hari ini tidak (lagi-lagi) menjadi sebuah cerita roman petualangan mencari dan menjalin hubungan dengan guru spiritual tapi benar-benar dipraktekkan dalam keseharian secara progresif sedemikian hingga terjalin hubungan yang konstruktif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *