Stupika: Sebuah Fragmen Sejarah yang Terlupakan

  • March 10, 2010

Pengenalan Kembali Stupika dari Berbagai Aspek: A Seminar

Minggu tanggal 14 Maret 2010 bertempat di Rumah Filsafat dan Budaya (RFB) “Kamandalu”, Jl. Sampoerna No 17 A Bandung akan dilaksanakan seminar sehari dengan tema “Pengenalan Kembali Stupika dari Berbagai Aspek.”

Mengangkat tag line “Sebuah Fragmen Sejarah yang Terlupakan”, seminar ini berupaya untuk memperkenalkan kembali Stupika (atau Tsa-tsa) kepada masyarakat umum, khususnya mereka yang peduli dengan sejarah dan budaya, plus filosofi di baliknya. Seminar akan diisi oleh dua orang pembicara berbobot, yakni Biksu Bhadra Ruci (akrab disapa Suhu) dan Ibu Amelia Driwantoro, S.S.

Pada prinsipnya pembuatan stupika adalah sama dengan pembuatan ataupun memperbanyak arca Buddha. Kebajikan besar akan diperoleh bagi yang telah membuat arca Tathagatha, seperti yang dinyatakan di dalam Kitab Siksasamuccaya, yakni manfaatnya antara lain dapat menghimpun banyak kebajikan dan menghapuskan banyak karma negatif. Selain itu, pada kehidupan berikutnya, seseorang akan memiliki tubuh fisik yang sempurna dan rupawan, umur panjang, reputasi yang baik, kekayaan yang berjumlah sepuluh kali lipat lebih banyak dibandingkan air di seluruh sungai serta samudera di keempat penjuru, berikut manfaat-manfaat lainnya.

NB: Brosur seminar bisa diunduh dari website ini.

Proyek Kebajikan Bersama: Membuat Tsa-tsa Setiap Hari


Di Bandung utara terdapat Jalan Sederhana, yang merupakan wilayah dari Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi. Di jalan ini terdapat sebuah pasar namanya Pasar Sederhana. Layaknya pasar di mana-mana, tempat ini dipenuhi pedagang sayur dan buah, penjual makanan, angkot berikut sopir-sopirnya, dan tak ketinggalan para pembeli yang berseliweran. Konon katanya kebanyakan orang Bandung lupa bahwa Pasar Sederhana masih merupakan bagian dari Jalan Sukajadi, walau memang pasar ini berada di ujung Jalan Sukajadi. Jadi, apabila orang mengatakan “Ke PVJ lewat Pasar Sederhana,” berarti itu melewati Jalan Sukajadi, padahal di situ sendiri ada Pasar Sederhana dan Jalan Sederhana.

Di dekat pasar, sekitar 100 meter ke arah selatan, ada dua rumah yang saling berseberangan. Di sisi barat adalah dharma center Kadam Choeling Indonesia, dan di sisi timur adalah rumah kontrakan mahasiswa di Bandung. Di pekarangan rumah kontrakan yang luas ini, sejak semingguan yang lalu terdapat kesibukan sekelompok anak-anak muda. Secara bergiliran mereka membuat rupang makhluk-makhluk suci dari gips dengan menggunakan cetakan (mold). Rupanya kegiatan ini merupakan proyek kebajikan bersama dalam rangka membuat tsa-tsa/ stupika yang akan dibagikan pada saat perayaan Trisuci Waisak di bulan Mei 2010.

Untuk memenuhi target sekitar 20 ribu buah rupang tsa-tsa dari gips, Koordinator Proyek Tsa-tsa, Anthony Sinata, mengajak semua orang untuk turut berpartisipasi sebagai bagian dari Proyek Kebajikan Bersama. Untuk mereka yang berdomisili di Bandung, Anton membuat jadwal harian mulai dari pukul 07:00 pagi sampai 21:00 malam. Satu orang berhak mendapatkan 2 shift per minggu, satu shift lebih kurang 2 jam. Selama 2 jam ini, partisipan berusaha mencetak rupang gips sebanyak-banyaknya untuk memenuhi target sekaligus mengumpulkan kebajikan. Berhubung waktu yang sudah mepet, tidak tertutup kemungkinan bagi partisipan yang hendak mengisi waktu kosong di atas jam 21:00 malam ataupun sebelum jam 07:00 pagi, supaya proyek ini bisa lebih produktif dan memenuhi target pada waktunya.

Selain di Bandung, proyek ini juga dikerjakan di kota pelajar Yogyakarta, yang juga diisi oleh mahasiswa-mahasiswa Jogja. Bagi rekan-rekan di luar Bandung dan Jogja yang hendak berpartisipasi, bisa ikut serta membantu melalui dana sukarela. Dana ini nantinya akan didayagunakan sepenuhnya untuk membeli gips, mencetak kotak pembungkus tsa-tsa, serta dana operasional pada saat pembagian. Dana sukarela bisa disalurkan melalui rekening berikut ini:

Rekening BCA 2821167347 a.n. Se Yoen

Catatan:
Dana yang telah dikirimkan untuk pembuatan tsa-tsa ini harap dikonfirmasikan ke Meli (0818 0838 3229). Keterangan lebih lengkap bisa menghubungi Anthony Sinata (0813 6173 9615).

The Man Behind the Project


Proyek tsa-tsa di dharma center Kadam Choeling Indonesia telah dimulai sejak tahun 2001. Pada saat itu, tsa-tsa hanya dibagikan secara terbatas kepada mahasiswa-mahasiswa baru di beberapa universitas di Bandung dan Jakarta. Sejak tahun 2006, studio tsa-tsa Kadam Choeling mulai fokus pada proyek-proyek dengan skala lebih besar, di antaranya pengadaan tsa-tsa untuk pengisian stupa yang dibangun di Wihara Bodhicitta, Gadog, Jawa Barat (2006), pengadaan dan pembagian lebih kurang 23 ribu tsa-tsa dalam Pameran Karmawibhangga Candi Borobudur di Mangga Dua Square, Jakarta (3-10 Juni 2007), serta pembagian 12.573 tsa-tsa di areal Candi Borobudur pada Waisak 2008. Melalui pembagian tsa-tsa saat pameran Karmawibhangga, studio tsa-tsa Kadam Choeling Indonesia mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Sejak pertengahan 2007, proyek tsa-tsa ini dipegang oleh seorang anak muda yang hobi bermain sepakbola. Namanya Anthony Sinata (panggilan akrab: Anton). Pesepakbola favoritnya adalah Fernando Torres sehingga tak heran kalau ia menjagokan Spanyol di Piala Dunia 2010. Ia sekarang duduk di semester 8 Fakultas Teknik jurusan Teknik Kelautan, ITB. Terlahir di Rantau Prapat, Sumatera Utara, pada tanggal 26 Agustus 1988, ia mengaku suka membaca dan mengoleksi buku.

Tahun 2009 akhir, tepatnya pada tanggal 4 Desember, keluarga Anton ditimpa kemalangan karena ibunda tercintanya meninggal dunia karena kanker. Sempat berduka ditinggal oleh ibunya, Anton bertekad untuk menyelesaikan kuliah di ITB sambil melakukan kebajikan yang bisa didedikasikan kepada ibundanya tersebut. Salah satunya melalui proyek tsa-tsa ini, yang pada bulan Mei 2010 ini akan dibagikan secara besar-besaran dalam rangka Trisuci Waisak.

Anton berharap kebajikan yang coba dilakukannya di sela-sela jadwal kuliah dan ujian yang padat bisa bermanfaat, bukan hanya bagi ibunya yang baru saja meninggal, tapi bagi ibu-ibunya di kehidupan yang lampau. Bagi rekan-rekan yang hendak bergabung dengan Anton untuk membuat kebajikan yang bisa didedikasikan kepada ibu-ibu kita semua, bisa berpartisipasi dalam bentuk tenaga, pikiran, dan sumbangan dana. [AS]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *