Monastik yang Belajar

  • May 30, 2010


Kedatangan YM. Geshe Yondun Gyatso ke Indonesia selama bulan Mei 2010 dan khususnya di Bandung per tanggal 18-26 Mei merupakan sebuah kesempatan yang sangat berharga untuk memperdalam pembelajaran bagi mereka yang sedang berobat Dharma. Sangha Kadam Choeling Indonesia (KCI) secara khusus mendayagunakan kesempatan ini sebaik-baiknya dengan memohon beliau mengajar anggota monastik KCI secara khusus mulai dari tanggal 19-24 Mei 2010. Kelas tersebut merupakan bagian dari sistem pendidikan monastik KCI yang sedang dibangun, serta terus ditingkatkan waktu demi waktu, secara intensif pada tahun 2010 ini.
Beliau mengajarkan topik latihan sila karena hal tersebut yang paling dibutuhkan oleh Sangha KCI yang pada tahun ini baru saja secara formal terbentuk (disebut Sangha jika terdapat 4 orang biksu). Topik tersebut terbagi lagi atas dua bagian yaitu berlindung dan bagaimana setelah berlindung menjalankan metode latihan Sila, dan pada kelas ini beliau secara khusus mengajarkan sila Pratimoksha.
Kelas terbagi atas 2 sesi yaitu pagi dan siang dengan kelas siang ditujukan hanya untuk para biksu. Suatu hal yang perlu digarisbawahi pada hari yang sama di malam harinya, beliau juga mengajar untuk kelas umum. Mempertimbangkan hal ini dan usia Geshe La kemudian sedikit membayangkan beliau di masa muda, dengan energi yang tentunya lebih besar, kemudian membandingkan dengan diri kita sekarang ini rasanya bagai langitnya langit dengan inti bumi. Ketika beliau, yang umurnya telah mencapai kepala tujuh mampu mendedikasikan dirinya untuk mengajar dari pagi hingga malam sungguh kontras rasanya kita, yang sebagian besar di masa muda, sangat mudah bolos dari kelas belajar dan mengecualikan diri dari segala urusan yang tidak terkait dengan diri sendiri hanya karena kesibukan kuliah, kerja dan beragam aktivitas organisasi. Sementara kita memasukkan asupan kalori yang lebih banyak dan di sisi lain memiliki kapasitas kalori yang lebih besar, apa lagi alasan yang bisa menjawab ketimpangan ini jika bukan kurangnya kemauan. Sungguh kita sudah sangat mapan dalam ketidakmauan kita serta bangga akan hal tersebut dan tidak pernah berpikir mau berubah.
Suhu sering berpesan kepada monastik KCI agar tidak jatuh ke dalam fenomena monastik yang tidur-ekskresi (buang air besar dan kecil)-sembahyang melainkan menjadi monastik yang belajar. Kenapa belajar? Ingatlah pesan beliau kepada para murid, B7O (Butuh Banyak Belajar Biar Bisa Bantu Banyak Orang) yang bagi sebagian kecil orang adalah jargon, tapi makna sebenarnya adalah instruksi. Maka kelas ini merupakan sebagian dari perwujudan aspirasi beliau, semoga sistem pendidikan KCI dapat terus berkembang dan berdiri tegak dan jaya di Bumi Nusantara.[HF]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *