Bagaimana Mengubah Karma Anda: Praktik Purifikasi dengan Empat Kekuatan

  • February 9, 2011


Sesi 4: 9-Januari-2011, Lion Tower
Sekarang kita sampai pada poin keempat, yaitu penjelasan bagaimana mengubah karma Anda. Ada berbagai jenis karma, misalnya karma baik, karma buruk, dan seterusnya. Satu hal yang harus dipahami di sini adalah Anda tidak bisa mengubah karma buruk menjadi karma baik. Tapi Anda bisa mengubah karma baik menjadi karma yang lebih baik lagi. Misalnya ada seseorang yang melakukan karma baik dengan tujuan untuk mendapatkan kelahiran kembali yang baik di dalam samsara, apakah itu di alam dewa ataupun alam manusia. Karma baik ini bisa ditransformasikan menjadi karma yang lebih baik lagi, dalam artian bukan hanya menghasilkan kelahiran kembali yang baik di dalam samsara tapi berfungsi menjadi sebab untuk mencapai pembebasan dari samsara secara keseluruhan. Atau, bahkan jauh lebih baik lagi, adalah pembebasan sempurna berupa tingkat Kebuddhaan. Tapi, sekali lagi, karma buruk tidak bisa diubah menjadi karma baik. Kita bisa mengubah karma kita, tapi kita tidak bisa mengubah karma buruk kita menjadi karma baik.
Untuk karma baik, tadi sudah dijelaskan, bisa diubah menjadi karma yang lebih baik lagi. Tapi apa yang harus kita lakukan terhadap karma buruk kita? Sudah dibilang tadi bahwa karma buruk kita tidak bisa diubah menjadi karma baik, tapi yang bisa dilakukan adalah mempurifikasi karma-karma buruk tersebut dengan cara melakukan Praktik-praktik Purifikasi. Yaitu, praktik pengakuan, dst, yang bertujuan untuk memurnikan karma-karma buruk yang tentu saja bisa dimurnikan sebelum mereka matang dan membuahkan hasilnya.
Secara umum, karma yang merupakan jalan karma yang lengkap, yaitu yang memenuhi keempat unsur: basis, proses berpikir, tindakan itu sendiri, dan penyelesaiannya; maka karma ini dikatakan sebagai karma yang pasti akan dialami hasilnya. Tapi terlepas dari sebutan karma ini, ada kemungkinan kita melakukan sesuatu sebelum karma ini matang dan membuahkan hasilnya. Jadi, kita bisa menetralisir dan bahkan menghancurkannya, yaitu dengan kekuatan praktik purifikasi.
Sebenarnya kita semua memiliki simpanan beban karma yang besar sekali, yang akibat-akibatnya pasti harus kita alami. Tidak perlu menyebutkan berbagai jenis karma, untuk membunuh saja misalnya, kita memiliki karma membunuh yang lengkap yang banyak sekali, yang jumlahnya tak terhingga. Tapi, terlepas dari besarnya karma membunuh yang sudah pernah kita lakukan, tetap ada kemungkinan bagi kita untuk memurnikan karma buruk ini.
Cara untuk memurnikannya adalah dengan Praktik Purifikasi dan ini harus dilakukan sebelum karma tersebut berbuah. Kalau misalnya semua kondisi sudah bertemu, artinya karma yang terkandung sudah berbuah, maka situasinya sudah terlambat. Sangat penting bagi kita untuk memurnikan karma sebelum karmanya berbuah, yaitu menerapkan praktik purifikasi dengan keempat kekuatan. Apa sajakah keempat kekuatan tersebut?
1) Kekuatan penyesalan, yaitu kita menyesali kesalahan-kesalahan yang telah kita lakukan. Agar seseorang bisa benar-benar membangkitkan penyesalan yang tulus dan mendalam, ia haruslah benar-benar merenungkan karma dan akibat-akibatnya, yaitu merenungkan konsekuensi-konsekuensi dari perbuatan yang telah dilakukannya. Yakni, kenyataan bahwa apabila seseorang melakukan sebuah jalan karma yang lengkap maka ia akan mengalami keempat jenis akibatnya, yaitu: 1) Akibat yang matang sepenuhnya, yaitu terlahir kembali di salah satu alam rendah. Hanya dengan benar-benar merenungkan konsekuensi ini saja seseorang bisa membangkitkan penyesalan yang tulus dan mendalam. Sebaliknya, apabila ia tidak merenungkan konsekuensi ini secara mendalam, maka penyesalannya adalah penyesalan yang superfisial dan tidak memliki kekuatan untuk menghapuskan karma buruk yang telah dilakukan.
2) Kekuatan penawar/ antidot, yaitu secara umum berupa segala bentuk perbuatan bajik yang ditujukan bukan untuk penyesalan, maka berfungsi sebagai kekuatan yang kedua ini, yaitu kekuatan penawar. Secara khusus, Yang Arya Shantidewa memaparkan daftar enam perbuatan spesifik untuk memurnikan karma buruk. Apa saja keenam perbuatan tersebut? 1. Melafalkan atau menghafal teks-teks dharma
2. Merenungkan kesunyataan
3. Melafalkan mantra-mantra (dharani)
4. Memproduksi wujud-wujud Buddha
5. Memberikan persembahan kepada para Buddha
6. Melafalkan nama-nama Tathagatha (Buddha)

Penjelasan masing-masing poin di atas:
1. Melafalkan atau menghafal teks-teks dharma, ini cukup jelas dan langsung bisa dipahami.
2. Merenungkan kesunyataan artinya merenungkan kenyataan bahwa di dalam sebuah perbuatan ada tiga unsur yang berperan di dalam prosesnya, yaitu (1) Orang/ subjek yang melakukan karma buruk, (2) Tindakan karma buruk itu sendiri, (3) Objek kepada siapa karma buruk tersebut ditujukan, ketiga-tiganya sunya dari eksistensi yang inheren/ berdiri sendiri. Perenungan ini akan memberikan efek memurnikan karma buruk dikarekan kekuatan dari perenungan akan kesunyataan tersebut.
3. Melafalkan mantra-mantra atau dharani bisa dilakukan dengan banyak pilihan. Secara khusus ada mantra Maha Karuna Dharani, yaitu mantra panjang Avalokiteshvara, yang merupakan mantra yang sangat kuat. Sedangkan versi pendeknya adalah Om Mani Padme Hum, yang juga berkaitan dengan Avalokiteshvara. Sedangkan mantra lain yang berkaitan langsung dengan praktik purifikasi adalah Mantra Seratus Suku Kata Vajrasattva.
4. Memproduksi wujud-wujud Buddha artinya termasuk wujud Buddha apa saja. Di sini juga termasuk memproduksi kata-kata Buddha, yaitu mencetak buku-buku dharma. Kegiatan ini memiliki kekuatan purifikasi yang kuat.
5. Memberikan persembahan kepada para Buddha, ini sudah sangat jelas.
6. Melafalkan nama-nama Tathagatha (Buddha). Sekali ini, pelafalan bisa ditujukan pada nama Buddha mana saja, tapi secara spesifik, untuk tujuan purifikasi, nama Buddha yang dilafalkan adalah Tiga Puluh Lima Buddha Pengakuan. Untuk poin ini, akan baik sekali kalau ditambahkan Delapan Nama Buddha Pengobatan terhadap Tiga Puluh Lima Buddha Pengakuan tersebut.

3) Kekuatan Menghindari Ketidakbajikan, artinya berpaling dari kesalahan-kesalahan/ karma buruk yang telah dilakukan. Artinya seseorang bertekad sejak sekarang hingga seterusnya ia tidak akan lagi mengulangi kesalahan yang sama. Ada tindakan-tindakan tertentu yang bisa dihindari oleh seseorang sepanjang hidupnya dan bagi mereka yang sanggup untuk menghindari tindakan karma buruk tertentu untuk seumur hidupnya, maka ia harus bertekad untuk melakukannya, karena memang ia memiliki kemampuan untuk itu. Bagi yang belum bisa tentu sangat disayangkan sekali. Tapi orang ini tetap masih bisa mempraktikkan kekuatan menghindari ketidakbajikan ini, dengan cara menetapkan jangka waktu tertentu. Misalnya ia menetapkan waktu satu tahun, maka dalam waktu satu tahun itu ia tidak akan melakukan tindakan buruk tertentu. Kalau satu tahun terlalu sukar, bisa diperpendek menjadi satu bulan. Kalau masih tidak bisa, bisa menjadi satu minggu, bahkan satu hari, dan seterusnya. Intinya seseorang menetapkan jangka waktu tertentu dan dalam jangka waktu tertentu tersebut ia bertekad untuk menghindari sebuah ketidakbajikan tertentu.
4) Kekuatan Dasar/ Basis. Ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu (1) Berlindung kepada Triratna, dan (2) Membangkitkan aspirasi Bodhicitta.


Untuk benar-benar mempraktikkan Purifikasi Karma Buruk, sebagaimana yang sudah dijelaskan, kita harus merenungkan apa yang sudah kita lakukan dan konsekuensi-konsekuensi dari tindakan tersebut. Artinya, kita harus merenungkan Hukum Karma & Akibat-akibatnya, mengingatkan diri kita sendiri akan bagaimana cara kerja Karma, mengingatkan diri sendiri akan konsekuensi-konsekuensi karma dari sebuah perbuatan tertentu apabila tidak dipurifikasi, menyadari betapa besar simpanan karma buruk yang sudah terkumpulkan di waktu lampau, menyadari bahwa apabila kita tidak melakukan sesuatu terhadapnya maka simpanan karma tersebut sudah pasti akan menjerumuskan kita ke alam rendah.
Apa artinya kalau kita harus jatuh ke alam rendah? itu berarti kita harus mengalami penderitaan hebat yang luar biasa, bukan untuk waktu yang singkat, tapi harus kita jalani untuk waktu yang sangat lama sekali. Kita harus berpikir, “Bagaimana mungkin saya bisa menanggung penderitaan sebesar itu? Bagaimana mungkin saya sanggup menjalaninya?” pemikiran inilah yang akan menuntun pada penyesalan yang mendalam, yang merupakan kekuatan yang pertama. Dari sini, setelah kita merasakan penyesalan yang mendalam, maka kita membangkitkan tekad sepenuhnya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, artinya bertekad untuk menghindari ketidakbajikan di waktu yang akan datang, walaupun nyawa taruhannya.
Selanjutnya, untuk tujuan purifikasi, kita harus berlindung kepada Triratna dan membangkitkan aspirasi yang tulus untuk mencapai Kebuddhaan demi kebaikan semua makhluk. Kita harus berpikir bahwa bukan hanya kita sendiri saja yang sudah melakukan karma buruk sejak waktu tak bermula dan harus dimurnikan, tapi semua makhluk juga memiliki simpanan karma buruk yang sama, oleh sebab itu kita harus bertujuan untuk memurnikan karma buruk semua makhluk pula. Dengan kerangka berpikir seperti ini, kita kemudian melakukan salah satu dari enam tindakan purifikasi yang sudah dijabarkan sebelumnya.
Sebenarnya, apabila seseorang berniat untuk melakukan Praktik Purifikasi, ia tidak perlu menambahkan praktik baru terhadap apa yang sudah dijalankannya sehari-hari. Artinya, ia bisa mengintegrasikannya ke dalam praktik hariannya, apakah itu Enam Praktik Pendahuluan (6PP), Ganden Lha Gyama (GLG), Lama Choepa (Guru Puja), atau praktik-praktik lainnya. Seseorang menjalankan praktik hariannya dengan bertujuan untuk purifikasi, jadi ketika ia melakukan praktiknya, ia bisa berpikir bahwa ia sedang melakukan purifikasi karma buruk.
Kita memiliki kemampuan untuk memurnikan batin kita, artinya memurnikan diri kita dari segala bentuk ketidakbajikan dan karma buruk yang sudah kita kumpulkan selama ini, dengan cara mempraktikan Purifikasi secara berulang-ulang, terus-menerus, berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan. Sedangkan untuk Karma terlempar kembali ke dalam salah satu kelahiran kembali di dalam Samsara, kita bisa mengarahkan karma-karma baik yang sudah kita kumpulkan, artinya karma-karma baik ini kita transformasikan untuk tujuan yang lebih tinggi, dengan cara membangkitkan Bodhicitta. Segala karma baik yang sudah kita kumpulkan untuk tujuan yang rendah, misalnya kelahiran kembali yang baik di dalam Samsara, bisa kita ubah dan dedikasikan untuk pencapaian Kebuddhaan demi kebaikan semua makhluk.
Kita bisa mengarahkan karma-karma baik yang sudah kita kumpulkan untuk didedikasikan pada pencapaian Kebuddhaan demi kebaikan semua makhluk. Ini adalah salah satu cara untuk meningkatkan karma baik yang sudah kita kumpulkan. Sebelumnya kita sudah membahas bagaimana memurnikan karma-karma buruk yang sudah kita kumpulkan. Berarti poin terakhir yang bisa dijelaskan adalah bagaimana mendedikasikan karma-karma baik kita di masa yang akan datang, untuk tujuan yang tertinggi, yaitu berdasarkan motivasi untuk mencapai Kebuddhaan demi kebahagiaan semua makhluk. Dengan cara-cara seperti ini, seseorang benar-benar sudah bisa mengubah karmanya.
Pertanyaan: Apakah seseorang yang menjual makanan ternak atau memberikan konsultasi untuk kesehatan ternak termasuk melakukan karma buruk?
Jawaban:
Misalnya seorang dokter hewan, ia memiliki tugas menjaga kesehatan hewan, walaupun ia tahu pada akhirnya hewan tersebut akan dibantai. Tapi perannya sudah tidak berhubungan sampai ke situ. Ketika seorang dokter memberikan nasihat atau membantu memberikan makanan kepada hewan, tujuannya adalah menjaga kesehatan dan memperpanjang usia hewan tersebut. Tidak ada hubungannya dengan tujuan pembantaian hewan tersebut sesudahnya. Dalam kasus seseorang yang memiliki mata pencaharian menjual makanan ternak, penjual ini bertujuan mempertahankan hewan ternak dengan cara memberinya makan, jadi….? (Tanda tanya)
Pertanyaan: Apakah seseorang yang hendak melakukan karma baik harus menjadi seorang vegetarian?
Jawaban:
Kalau seseorang bisa vegetarian tanpa mengalami gangguan fisik, misalnya sakit, dsb, maka tentu saja ini adalah tindakan yang baik sekali.
Pertanyaan: Jika seseorang memiliki pandangan salah, misalnya menyimpan dendam atau suka membunuh, bagaimana cara kita menyadarkan orang tersebut? Apakah orang yang sudah berpandangan salah secara berulang-ulang untuk waktu yang lama bisa disembuhkan?
Jawaban:
Bisa jadi kita bisa membantu orang tersebut, walaupun tidak ada jaminan kesuksesan, tapi pantas untuk dicoba. Tentu saja kalau kita mau menolong seseorang, kita harus mengenal orang tersebut lebih dalam. Kita tidak bisa mengatakan, “Ei, kamu tidak boleh begini, tidak boleh begitu!” kepada orang yang baru pertama kali kita kenal. Untuk menolongnya, kita harus berusaha mengenalnya lebih jauh. Setelah akrab, barangkali ia sudah siap menerima nasihat kita, dan pada saat itu, lambat tapi pasti, kita berusaha mencari kesempatan untuk mulai memberikan penjelasan kepadanya. Dengan cara seperti ini, walaupun pada awalnya sulit, barangkali masih ada harapan untuk membantu orang tersebut.

Sekarang sesi akhir pekan ini sudah berakhir. Rinpoche merasa senang karena sesi ini berjalan lancar, artinya banyak orang bisa berkumpul bersama dan Rinpoche bisa sedikit berbagi Buddha Dharma dengan hadirin sekalian. Urutan praktik di dalam ajaran Buddha, yaitu belajar (studi), merenung, dan meditasi, adalah urutan yang sangat penting. Seseorang yang menjalani urutan demikian akan berpeluang meningkatkan kapasitas dirinya dan meningkatkan pemikirannya, hingga menjadi orang yang lebih bahagia. Orang ini nantinya bisa menjalani hidupnya dengan lebih baik dan lebih bahagia. Orang ini juga lebih kuat sehingga lebih berpotensi untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat, dimulai dari orang-orang di sekitarnya hingga mencakup lebih banyak orang lain. Ini semua berasal dari kegiatan mendengarkan ajaran Buddha, dan kemudian merefleksikan atau merenungkannya. Tidak berarti seseorang mesti berubah agama menjadi penganut Buddhis. Ia bisa mengambil manfaat dari ajaran Buddhis terlepas dari agama apapun yang dianutnya.
Orang-orang di Indonesia cukup beruntung karena memiliki akses terhadap berbagai jenis organisasi Buddhis. Yang artinya mereka bisa memiliki kesempatan besar untuk lebih mendalami ajaran-ajaran Buddha. Bagi mereka yang belum sanggup praktik sendiri, bisa pergi ke organisasi atau perkumpulan ini dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan mereka. Tapi hati-hati dengan motivasi Anda ketika pergi ke organisasi atau perkumpulan tersebut.
Kenyataan bahwa kegiatan hari ini bisa terselenggara adalah berkat kerja keras orang-orang yang ada di dalam sebuah organisasi, yaitu Yayasan Serlingpa Jakarta. Berkat kerja keras banyak orang yang melakukan segala persiapan dengan baik, barulah kegiatan ini bisa dilaksanakan dengan sukses. Rinpoche berterima kasih kepada semua panitia yang sudah bekerja keras dan juga kepada semua peserta yang datang dari tempat-tempat yang jauh. Anda semua sudah bela-belain datang ke sini sehingga Rinpoche sangat menghargainya.
Rinpoche mendoakan agar semua aktivitas yang Anda lakukan demi kebahagiaan sementara dan tertinggi, semuanya bisa berjalan dengan sukses. Terakhir, kita harus mendedikasikan kebajikan dan karma baik yang sudah kita kumpulkan dari sesi dua hari ini, yaitu dari kegiatan mendengarkan dharma, untuk didedikasikan agar semua jenis pandangan salah yang masih ada pada semua makhluk bisa segera berakhir dan digantikan dengan semua bentuk pemikiran yang benar dan bajik.
(jl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *