Semangaaaaaattt, Coy!

  • June 4, 2011


19:00-21:30 WIB

Catatan perangkum: Transkrip ini dirangkum berdasarkan catatan tangan penerjemah bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Transkrip ini bukan transkrip lengkap kata-per-kata, tapi lebih menyerupai rangkuman tertulis sebagai bahan pendukung materi pelajaran. Di beberapa bagian sempat terputus karena putusnya koneksi, tapi sebagian besar nasihat-nasihat Guru Dagpo Rinpoche berhasil diterima dengan baik. Sesi pembabaran ini merupakan kelanjutan dari sesi rutin sebulan sekali yang disebut “Sesi Akhir Pekan” di Yiga Choedzin, Veneux-les-Sablons, Perancis.

* * * * * *

…Sekarang kita sudah berkumpul bersama untuk mendengarkan ajaran Buddha. Memang kita sudah mendapatkan kesempatan ini, tapi Anda sekalian harus sadari bahwa kesempatan ini sungguh langka dan berharga.

[sampai di sini ada bagian yang putus]

Sangat penting sekali bagi kita untuk mendengarkan, merenungkan, dan memeditasikan ajaran Buddha dengan motivasi yang bajik. Apa artinya ini? Ini berarti Anda harus menyadari kenyataan bahwa, sama seperti diri Anda menginginkan kebahagiaan, begitu pula halnya dengan semua makhluk. Lebih lanjut, semua makhluk sudah memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Anda secara pribadi. Semua makhluk sudah pernah menjadi ibu Anda yang terkasih, selama waktu yang tak bermula dan akan menjadi ibu Anda lagi di waktu yang akan datang. Sama halnya Anda ingin mengakhiri penderitaan Anda sendiri, maka Anda juga harus berupaya mengakhiri penderitaan semua makhluk. Sama halnya Anda ingin mendapatkan kebahagiaan, begitu pula dengan semua makhluk juga menginginkan kebahagiaan. Dan sekarang Anda sudah berada pada posisi untuk mewujudkan tujuan tersebut.

Namun, kalau dilihat lebih teliti, dengan kondisi saat ini, mustahil bagi Anda untuk benar-benar mewujudkannya. Dan Anda melihat bahwa solusi satu-satunya adalah Anda harus mencapai Kebuddhaan. Maka, untuk tujuan mencapai Kebuddhaan demi semua makhluk inilah, Anda kemudian akan mendengarkan, merenungkan, dan memeditasikan ajaran Buddha. Inilah motivasi yang harus dibangkitkan bagi Anda yang buddhis.

Bagi Anda yang bukan buddhis, Anda harus merenungkan betapa Anda sudah mendapatkan kelahiran sebagai manusia yang bebas dari banyak penghalang. Oleh sebab itu, Anda harus berupaya untuk memanfaatkan kesempatan ini untuk mencapai sesuatu dalam hidup Anda dan juga demi sebanyak-banyaknya orang lain yang bisa Anda bantu. Untuk melakukannya, Anda harus memperkuat kualitas dan kapasitas Anda sendiri terlebih dahulu. Dengan motivasi itulah, sekarang Anda akan mendengarkan ajaran, supaya bisa menolong orang lain sebanyak-banyaknya.

Tentu kita semua menginginkan kebahagiaan yang sebesar-besarnya, dan kita tidak menginginkan penderitaan, bahkan ketidaknyamanan yang paling kecil sekalipun. Tapi kita tidak bisa hanya berharap mendapatkannya saja. Kita harus berupaya mewujudkannya. Kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Untuk itu, kita harus menerapkan metode dalam rangka mendapatkan hasil yang kita inginkan. Karena kalau kita tidak melakukan aksi, hasilnya tidak akan jatuh dari langit begitu saja.

Selanjutnya, terang sudah bahwa kita semua tidak begitu puas dengan hidup kita. Kalau Anda semua masing-masing sudah 100% puas dan bahagia dengan hidup Anda, maka tidak ada alasan bagi Anda untuk berada di sini. Tidak ada alasan bagi Anda untuk mendengarkan ajaran pada hari ini. Kita harus mengakui bahwa kita semua tidak puas dengan hidup kita. Tapi, tentu saja, tingkat ketidakpuasan tiap orang berbeda-beda. Ada yang sangat tidak puas dengan hidupnya karena ia sedang menghadapi masalah dan sebagainya. Ada yang tingkat ketidakpuasannya lebih rendah, tapi pasti tetap ada. Sekecil apapun tingkat ketidakpuasannya, pasti tetap ada rasa tidak puas itu. Kalau tidak ada sama sekali, maka tidak ada alasan bagi Anda untuk mendengarkan ajaran pada hari ini

Apa yang baru saja disampaikan harus Anda periksa ke dalam diri Anda sendiri. Tidak usah menilai orang di sebelah Anda. Juga tidak usah menilai tetangga-tetangga Anda. Yang harus Anda lakukan adalah melihat ke dalam diri Anda sendiri. Apakah yang tadi disampaikan itu, benar atau tidak? Perlu diketahui bahwa Buddhisme menjelaskan bahwa segala macam pengalaman atau perasaan Anda, apakah itu perasaan bahagia, tidak bahagia, puas, tidak puas, netral, dsb, itu merupakan cerminan dari kondisi batin Anda sendiri. Artinya, apapun yang Anda rasakan sekarang ini, itu merupakan cerminan dari kondisi batin Anda dan faktor-faktor yang terlibat di dalamnya.

Buddhisme lanjut menjelaskan bahwa perasaan-perasaan yang Anda alami itu ditentukan oleh karma. Artinya, perasaan-perasaan bahagia dan menyenangkan dihasilkan oleh karma-karma bajik. Sebaliknya, perasaan tidak menyenangkan merupakan akibat dari karma-karma tidak bajik. Sampai di sini, akan sangat baik sekali kalau kita mengambil sedikit waktu untuk rileks dan merenung. Cobalah renungkan dan amati kondisi batin Anda sekarang. Tentukan apa yang menjadi kondisi batin Anda, apakah itu bahagia, tidak bahagia, senang, tidak senang, tidak senangnya karena alasan-alasan apa saja, atau netral. Anda cukup amati dan tidak perlu mengubah apapun.

Setelah Anda berhasil mengamatinya, maka Anda bisa menentukan kondisi batin Anda berdasarkan tiga jenis perasaan, yaitu menyenangkan, tidak menyenangkan, atau netral/ biasa-biasa saja. Dari situ, Anda bisa lanjut menentukan karma apa yang sudah menghasilkan perasaan tersebut. Kalau menyenangkan, tentu saja itu berasal dari karma baik. Kalau tidak menyenangkan, itu akibat dari karma tak bajik. Sedangkan perasaan netral atau biasa-biasa saja, tidak baik pun tidak buruk, itu dihasilkan oleh karma netral.

Kalau Anda berhasil mengamati dan menentukan berdasarkan petunjuk di atas, selanjutnya Anda sudah bisa membangkitkan keyakinan, yaitu keyakinan akan adanya hubungan antara apa yang Anda alami saat ini dengan penyebabnya di masa lampau. Inilah yang disebut dengan “mengembangkan keyakinan terhadap hukum karma dan akibat-akibatnya, sumber segala kebahagiaan.”

Dengan demikian, kita bisa menarik sebuah kesimpulan. Kalau kita masih ingin terus mendapatkan perasaan-perasaan menyenangkan, berarti kita harus menciptakan sebab-sebabnya. Dengan sudut pandang yang sama, kalau kita ingin menghindari penderitaan, berarti kita harus menghindari sebab-sebabnya pula. Dari situ, kita bisa memunculkan tekad untuk benar-benar menciptakan karma-karma yang akan menghasilkan kebahagiaan dan menghindari segala bentuk perbuatan yang akan menimbulkan penderitaan.

Jika kita berhasil melakukan apa yang baru saja dijelaskan, berarti kita bisa mengendalikan hidup kita. Dan kalau misalnya ada saat-saat di mana kondisi eksternal (lingkungan) tidak mendukung atau tidak berjalan lancar sebagaimana yang diharapkan, misalnya kita bertemu penghalang-penghalang eksternal, maka kondisi itu tidak akan begitu berdampak pada diri kita, karena kita sudah bisa menjaga ketenangan batin kita.

Agar bisa seperti itu, kita harus menjalani hidup kita sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan tadi, yaitu berhasil menghindari perbuatan-perbuatan negatif yang akan mengakibatkan penderitaan, dan berhasil menciptakan sebab-sebab kebahagiaan. Tentu saja, untuk bisa melakukannya, kita harus bisa mengidentifikasi dengan jelas, perilaku apa saja yang harus dihindari dan perilaku seperti apa yang harus dikembangkan. Kita harus bisa menunjuk dengan jelas, mana perilaku yang benar dan mana yang keliru.

Dari situ, Anda semua harus menyadari bahwa Anda semua memiliki kapasitas untuk melaksanakan praktik atau aktivitas tersebut. Dikarenakan Anda sudah memiliki kelahiran sebagai manusia yang dilengkapi dengan kemampuan dan kecerdasan. Hidup Anda juga relatif bebas dari penghalang-penghalang besar yang mungkin menghalangi Anda melakukan praktik tersebut. Di satu sisi, Anda sudah mendapatkan kelahiran sebagai manusia yang diberkahi dengan kebebasan dan keberuntungan. Anda juga sudah beruntung bertemu dengan ajaran dan nasihat-nasihat Buddha.

Ajaran dan nasihat-nasihat Buddha merupakan pembimbing yang menuntun Anda ke arah yang benar. Ia juga menyediakan cara-cara untuk melakukan sesuatu dengan benar. Seandainya Anda benar-benar memahaminya dengan perhatian dan kewaspadaan tinggi, maka Anda bisa melihat bahwa Buddha menjelaskan apa yang harus dihindari dan apa yang semestinya dicapai. Dengan cara ini, barulah Anda bisa mendapatkan hasil yang diinginkan.
Ditinjau dari dua sudut pandang di atas, berarti Anda sudah memiliki segala kondisi ideal untuk merampungkan aktivitas ini. Apa artinya? Ini berarti Anda hanya perlu bertekad untuk benar-benar melakukannya. Sekarang Anda sudah memiliki kemampuan untuk mencapai kebahagiaan dan menghentikan penderitaan, kalau Anda tidak benar-benar melakukannya, maka tidak akan terjadi apa-apa. Jika Anda memutuskan untuk melakukannya, barulah Anda bisa mendapatkan hasilnya.

Perlu Anda ketahui dan sadari, tidak semua orang memiliki kesempatan yang berharga seperti itu. Jangankan membandingkan dengan binatang atau bentuk kehidupan lainnya, tidak semua manusia memiliki kesempatan seperti itu. Jadi, apa yang perlu Anda lakukan adalah mengendalikan diri sendiri. Yakni, mengendalikan pikiran dan hati Anda. Dalam kondisi sekarang, sebenarnya kita tidak benar-benar mengendalikan diri kita sendiri. Bahkan boleh dibilang kita itu lepas kendali. Bukan kita yang mengendalikan hidup, tapi hidup yang mengendalikan kita. Kita tidak memiliki kebebasan. Kalau kita sudah bisa menyadari kondisinya demikian, maka kita bisa bertekad untuk mengubahnya. Dengan demikian, barulah kita memulai proses yang pada akhirnya akan menuntun kita pada kebebasan dan kebahagiaan, sekaligus menghentikan segala penderitaan dan kesedihan.

[sampai di sini ada bagian yang putus]

…ini adalah instruksi yang sudah diwariskan turun-temurun hingga hari ini, yaitu pada masa kita sekarang ini. Ini adalah instruksi yang diwariskan dari guru-guru spiritual yang berharga, hingga sampai pada guru spiritual kita sendiri, yaitu guru spiritual utama kita. Semua guru-guru silsilah telah menerapkan metode yang sama, alhasil mereka pun sudah mendapatkan hasil yang serupa. Mereka sudah berhasil mengendalikan batin dan mencapai realisasi yang sama dengan Buddha dan seluruh guru spiritual. Jika kita menaruh kepercayaan pada instruksi seperti ini, dan menerapkannya pada diri kita sendiri, maka tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa mencapai hasil yang sama pula. Itulah sebabnya saya ada di sini untuk mengajarkannya dan Anda semua di sini untuk mendengarkannya.

Untuk menempatkan batin kita pada ajaran, maka kita harus merujuk pada garis-garis besar Instruksi-instruksi Guru yang Berharga. Instruksi ini terbagi menjadi empat bagian besar, yaitu:
1)Penjelasan kualitas-kualitas agung Guru spiritual untuk menunjukkan kemurnian sumber ajaran (Lamrim).
2)Penjelasan kualitas-kualitas agung ajaran (Lamrim itu sendiri) untuk membangkitkan rasa hormat terhadap instruksi-instruksi.
3)Bagaimana cara mengajar dan mendengarkan ajaran dengan kualitas-kualitas di atas.
4)Bagaimana kita para murid dibimbing dengan ajaran Lamrim yang sebenarnya.

Poin keempat, bagaimana kita para murid dibimbing dengan ajaran Lamrim yang sebenarnya, mempunyai dua bagian:
1)Bagaimana cara bertumpu kepada guru spiritual kita, akar dari sang jalan.
2)Sambil bertumpu padanya, bagaimana secara bertahap mengembangkan batin kita.

Poin kedua, sambil bertump padanya, bagaimana secara bertahap mengembangkan batin kita, mempunyai dua bagian:
1)Mendorong diri kita untuk memanfaatkan eksistensi kita sebagai manusia dengan 8 kebebasan dan 10 keberuntungannya.
2)Bagaimana cara memanfaatkannya.

Poin kedua, bagaimana cara memanfaatkannya, mempunyai tiga bagian:
1)Melatih batin pada tahap-tahap jalan yang dijalankan bersama-sama dengan makhluk-makhluk dengan tingkat motivasi awal.
2)Melatih batin pada tahap-tahap jalan yang dijalankan bersama-sama dengan makhluk-makhluk dengan tingkat motivasi menengah.
3)Melatih batin pada tahap-tahap jalan makhluk-makhluk dengan tingkat motivasi tertinggi.

Kita sudah sampai pada “Jalan makhluk-makhluk dengan tingkat motivasi tertinggi,” yang mempunyai tiga bagian:
1)Mengenali manfaat-manfaat bodhicitta, sebagai satu-satunya pintu gerbang menuju Mahayana dan seterusnya.
2)Bagaimana cara mengembangkan bodhicitta.
3)Setelah mengembangkan bodhicitta, bagaimana cara berlatih dalam praktik Bodhisattva.

Poin ketiga, setelah mengembangkan bodhicitta, bagaimana cara berlatih dalam praktik Bodhisattva, mempunyai dua bagian:
1)Bagaimana cara berlatih dalam keenam paramita untuk mengembangkan batin kita.
2)Bagaimana cara berlatih dalam keempat metode untuk pengumpulan murid-murid agar mengembangkan batin makhluk-makhluk lain.

Poin pertama, bagaimana cara berlatih dalam keenam paramita untuk mengembangkan batin kita, mempunya tiga bagian:
1)Bagaimana cara berlatih dalam praktik Bodhisattva secara umum.
2)Bagaimana cara berlatih dalam kedua paramita yang terakhir secara khusus.
3)Bagaimana cara berlatih dalam Vajrayana.

Poin pertama, bagaimana cara berlatih dalam praktik Bodhisattva secara umum, mempunyai enam bagian, yaitu, Dana, Sila, Kshanti, Viriya, Samadhi dan Prajna. Kita sudah membahas tiga paramita pertama, sekarang kita masuk pada Paramita Viriya atau upaya yang bersemangat. Karena penjelasan ini berdasarkan teks “Esensi Emas yang Dimurnikan” maka saya akan membacakan bagian upaya yang bersemangat.

[Transmisi lisan “Upaya yang Bersemangat” teks Esensi Emas yang Dimurnikan]

Walaupun bagian ini sudah sempat dibahas pada sesi bulan lalu, saya akan mengulanginya lagi, sekadar untuk mengingatkan kembali. Karena teks Esensi Emas yang Dimurnikan untuk bagian ini sangat singkat, maka kita juga merujuk pada teks Lamrim Menengah-nya Je Tsongkhapa. Untuk pembahasan topik ini, kita memiliki tiga bagian:
1)Sifat dasar upaya yang bersemangat
2)Pembagiannya
3)Bagaimana membangkitkan upaya yang bersemangat di dalam batin kita

Pertama-tama, saya hendak mengingatkan Anda semua bahwa ada perbedaan antara upaya yang bersemangat dengan penyempurnaan (paramita) upaya yang bersemangat. Bagi kita, mungkin kita memiliki upaya yang bersemangat, tapi karena kita belum merealisasikan batin pencerahan (bodhicitta) maka upaya bersemangat yang kita bangkitkan belum termasuk paramita viriya. Paramita viriya hanya bisa dimiliki oleh seseorang yang sudah membangkitkan bodhicitta, bukan sebelumnya.

Apa itu viriya atau upaya yang bersemangat? Sifat dasar dari viriya adalah bersukacita dalam kebajikan.

Selain itu, upaya dan semangat juga berbeda. Ada empat kombinasi upaya dengan semangat, yaitu:
1)Upaya + semangat
2)Upaya minus semangat
3)Semangat minus upaya
4)Bukan upaya bukan semangat

Sekarang, apakah ada yang bisa memberikan contoh untuk masing-masing kombinasi di atas? Contohnya haruslah sesuatu yang berdasarkan pengalaman pribadi sehari-hari.

[Salah satu murid senior Rinpoche di Perancis yang bernama Claire mencoba memberi jawaban tapi jawaban yang diberikan tidak bisa didengar dengan lengkap. Kelihatannya jawaban contoh untuk bukan upaya bukan semangat adalah kemalasan. Rinpoche mengatakan bahwa jawaban itu sudah sangat mendekati, tapi belum sepenuhnya benar. Jawabannya ada di seputar 51 faktor-faktor mental. Di sana terkandung semua kemungkinan untuk menjawab contoh dari kombinasi upaya dan semangat. Claire menyebutkan satu jenis kilesa lagi tapi jawaban ini lebih jauh daripada yang pertama tadi.]
Contoh bukan upaya bukan semangat bisa ditemukan dalam 4 faktor mental yang mencerap objek dan 4 faktor mental yang bisa berubah. Ada begitu banyak kemungkinan yang bukan upaya bukan semangat, yaitu misalnya konsentrasi, kebijaksanaan, dst. Anda harus membuka pikiran Anda sedikit, jangan terlalu kaku dan tertutup. Berikutnya, apakah ada yang bisa memberikan contoh upaya tanpa semangat terhadap kebajikan?
[Ada yang mencoba menjawab dengan memberikan contoh orang yang sedang berjalan-jalan.]
Jawabannya kurang spesifik karena kalau ada orang yang berjalan-jalan dengan tujuan supaya tubuhnya sehat dan dengan tubuh yang sehat dia bisa melakukan praktik dengan lebih baik dan lebih lama, maka perbuatan berjalan-jalan ini termasuk upaya yang bersemangat terhadap kebajikan. Jadi, contoh tadi tidak terlalu spesifik. Jadi, apakah ada yang bisa memberikan contoh sebuah perbuatan yang mengeluarkan upaya tapi tidak ada semangat terhadap kebajikan di dalamnya?
[Sekali lagi, ada yang berusaha menjawab. Kali ini jawabannya: melakukan bisnis.]
Kalau contohnya melakukan bisnis, bagaimana kalau orang itu melakukan bisnis dengan motivasi bodhicitta? Jawaban Anda kurang lengkap dan tidak tepat. Cara Anda menjawab pertanyaan menunjukkan bagaimana cara Anda berpikir. Jadi contohnya adalah segala perbuatan dengan upaya tapi tidak melibatkan semangat dalam kebajikan, dan objek yang menjadi upaya kita juga bukan objek kebajikan. Untuk ini, contohnya sangat banyak sekali.
Berikutnya, apa contoh dari semangat dalam kebajikan tapi tidak ada upaya?
[Ada yang mencoba menjawab tapi kelihatannya jawabannya masih belum memuaskan.]
Saya mohon Anda semua untuk lebih serius memikirkan ini, artinya Anda semua harus lebih berupaya untuk belajar dan memikirkannya. Jika saya terus-menerus memberikan penjelasan tapi kalau di sisi kalian tidak berupaya untuk memikirkannya, maka kita hanya akan buang-buang waktu saja. Bagian dari jawaban untuk pertanyaan tadi ada di topik “Batin dan Faktor-faktor Mental.” Topik ini sudah pernah diajarkan dan Anda semua sudah mengetahuinya dengan baik. Tapi Anda harus berusaha mempelajarinya lebih lanjut. Jika tidak, berarti saya yang mengajar akan mendapatkan manfaat dari memberikan ajaran, dan kalian yang mendengarkan memang mendapatkan manfaat dari mendengarkan ajaran. Tapi kalau hanya berhenti sampai di situ saja, maka itu tidak akan memberikan manfaat lebih jauh, tidak akan cukup untuk membuat perubahan di dalam dirimu!
Tadi kita sudah melihat bahwasanya ada 4 kombinasi upaya dan semangat. Kita juga sudah melihat perbedaan antara upaya bersemangat dengan paramita upaya bersemangat (viriya paramita). Saya mohon Anda semua untuk mempelajarinya lebih lanjut. Lain kali Anda semua datang ke sini lagi, harus sudah siap memberikan jawaban yang diharapkan. Sekali lagi, saya mohon Anda semua untuk benar-benar mempelajarinya.
Agar seseorang bisa dikatakan mempraktikkan paramita upaya bersemangat, maka batinnya harus dimotivasi oleh batin pencerahan (bodhicitta). Kalau seseorang masih belum membangkitkan bodhicitta yang spontan, maka ia belum dikatakan mempraktikkan paramita upaya bersemangat. Tapi bukan berarti Anda tidak bisa mempraktikkannya. Anda tetap bisa melatih paramita, tapi agar sebuah perilaku bisa tergolong paramita atau bukan, kita harus memperhatikan unsur-unsur yang harus dipenuhi. Selama Anda berupaya memenuhi unsur-unsur yang membentuk sebuah praktik paramita dengan sebaik-baiknya, maka Anda berada dalam proses mempraktikkan paramita tersebut.
Menyangkut pembagian upaya yang bersemangat, di dalam Ornamen Sutra Mahayana, ada lima pembagian. Kalau kita mengikuti teks Esensi Emas yang Dimurnikan dan Lamrim Menengah, maka hanya ada 3 pembagian jenis upaya yang bersemangat, yaitu:
1)Upaya bersemangat laksana baju baja.
2)Upaya bersemangat dalam mengumpulkan kebajikan.
3)Upaya bersemangat menolong semua makhluk.
Ketiga pembagian di atas sudah mencakup kelima pembagian di dalam Ornamen Sutra Mahayana. Mengapa ada lima pembagian upaya bersemangat di dalam Ornamen Sutra Mahayana, itu dikarenakan ada lima istilah yang terkandung di dalam Sutra tersebut. Berdasarkan penjelasan kelima istilah inilah kemudian muncul lima pembagian upaya bersemangat di dalam Ornamen Sutra Mahayana.
Kadang-kadang kalau kita membaca istilah-istilah yang ada di dalam Sutra, belum tentu kita bisa memahaminya. Dalam hal ini, berkaitan dengan penjelasan upaya yang bersemangat, apa yang sesungguhnya hendak dijelaskan mengenai paramita ini dipaparkan di dalam Ornamen Sutra Mahayana. Sehingga penjelasannya menjadi rinci dan lengkap berdasarkan pemaparan lima istilah yang ada di dalamnya.
Sekarang, mari kita lihat upaya bersemangat jenis pertama, yaitu upaya bersemangat laksana baju baja. Di dalam Esensi Emas yang Dimurnikan disebutkan:
“ Jika aku tidak membangkitkan penolakan terhadap samsara, maka aku akan terus melekat terhadap kesenangan-kesenangan murahan yang didapatkan dari kesenangan fisik, ucapan, dan kemalasan mental, hubungan badan, tidur, dan seterusnya, dan aku akan menyerah terhadap kemalasan. Oleh karena itu, aku harus menolak sumber-sumber kelambanan ini dan menyalurkan segenap energiku terhadap perbuatan-perbuatan bajik. Sehubungan dengan ini, pertama-tama bangkitkan upaya bersemangat laksana baju baja yang menuntun Anda berpikir, “Untuk menolong walaupun hanya satu orang makhluk, aku tidak akan menyerah walau sesulit apapun.” [Esensi Emas yang Dimurnikan, Dalai Lama Ketiga, Sonam Gyatso, terjemahan bahasa Tibet ke bahasa Inggris oleh R. Patton, hal. 19]
Sehubungan dengan upaya bersemangat jenis pertama, di dalam sutra hanya disebutkan “memiliki kekuatan sehubungan tindakan-tindakan bajik.” Pernyataan ini tidak begitu implisit dalam penjelasannya. Itulah sebabnya Pelindung Maitreya menjelaskan lebih lanjut di dalam Ornamen Mahayana Sutra. Di dalam teks tersebut, Pelindung Maitreya menjelaskan penggunaan analogi baju baja. Jadi, upaya bersemangat jenis pertama harus dibangkitkan sebelum kita melakukan kebajikan apapun. Upaya bersemangat ini akan memberikan kekuatan dan dukungan bagi kita untuk melakukannya. Sama halnya dengan prajurit atau serdadu yang sebelum maju ke medan perang akan terlebih dahulu mengenakan baju bajanya.
Berkat Pelindung Maitreya, kita bisa lebih memahami upaya bersemangat jenis pertama ini. Dari sini baru kita bisa memahami kalimat “memiliki kekuatan sehubungan dengan tindakan-tindakan bajik” yang tercantum di dalam sutera. Jadi, kalimat ini menjadi lebih eksplisit setelah dijelaskan oleh Pelindung Maitreya.
Jadi, kalau dikaitkan dengan praktik kita, sebelum kita melakukan kebajikan apapun, kita harus membangkitkan upaya yang bersemangat terhadapnya. Dengan ini, diharapkan kita bisa melaksanakannya, tak peduli rintangan apapun yang bisa muncul. Upaya bersemangat laksana baju baja ini ibaratnya mempersiapkan diri kita untuk benar-benar melakukan sebuah kebajikan. Kalau kita sudah punya upaya bersemangat ini, kita akan memiliki peluang lebih besar untuk merampungkan kebajikan yang kita niatkan tersebut.
Jadi, misalnya, sebelum Anda melakukan sesuatu, apakah itu mempelajari sesuatu, bermeditasi, mempraktikkan kemurahan hati, menjaga sila, dan seterusnya, Anda harus merasa senang dan gembira terhadap kebajikan tersebut. Lalu Anda membangkitkan tekad untuk melaksanakannya, tak peduli rintangan apapun yang akan muncul nantinya. Dengan demikian, barulah Anda bisa merampungkan niat Anda untuk melakukan suatu kebajikan.
Itulah upaya bersemangat jenis pertama. Sekarang kita masuk jenis kedua, yaitu upaya bersemangat dalam mengumpulkan kebajikan. Apa yang dikatakan di dalam teks Esensi Emas yang Dimurnikan? Di sana disebutkan:
“Di atas dasar ini, kamu mempraktikkan upaya yang bersemangat dalam mengumpulkan kebajikan yang kemudian meningkatkan keseluruhan praktik Enam Paramitamu.” [hal. 19]
Jadi, ketika Anda mempraktikkan kebajikan apapun, apakah itu kemurahan hati (berdana), bermeditasi, menjaga sila, belajar, dan praktik paramita lainnya, pokoknya kebajikan apapun itu, ketika melakukannya Anda membangkitkan upaya yang bersemangat, maka Anda sedang melatih upaya bersemangat jenis kedua ini.
Berikutnya, untuk upaya bersemangat jenis ketiga disebutkan:
“Kedua jenis upaya yang bersemangat ini meletakkan pondasi bagi upaya tanpa kesalahanmu untuk bekerja demi kesejahteraan semua makhluk, barulah kamu akan membangkitkan upaya bersemangat dan benar-benar bekerja mencapai tujuan semua makhluk.” [hal. 19]
Jadi, dengan pondasi upaya bersemangat laksana baju baja dan upaya bersemangat dalam mengumpulkan kebajikan, maka Anda bisa melakukan praktik viriya menolong makhluk lain. Di dalam teks, ada 11 jenis perbuatan yang ditujukan untuk makhluk lain. Kapanpun Anda melakukan perbuatan ini, berarti Anda sedang mempraktikkan upaya bersemangat jenis ketiga, yaitu upaya bersemangat untuk menolong makhluk lain.
Tentu saja Anda semua di sini memiliki banyak aktivitas, termasuk aktivitas profesional seperti bekerja di kantor, dsb. Anda bisa mentransformasikan semua kegiatan profesional itu menjadi praktik upaya bersemangat dalam menolong makhluk lain. Jika Anda melakukan pekerjaan sehari-hari dengan motivasi yang bajik, yaitu motivasi untuk mencapai Kebuddhaan demi semua makhluk, dan sambil dikerjakan dengan perasaan yang bersukacita, maka Anda sedang melakukan upaya bersemangat jenis ketiga.
Upaya bersemangat (viriya) adalah kualitas yang sangat penting untuk dikembangkan karena sangat berguna dan bermanfaat. Upaya bersemangat adalah kualitas yang bisa digunakan setiap hari, setiap saat, yang tentu saja akan memberikan manfaat besar. Jika Anda bisa mengaitkan semua kegiatan normal sehari-hari dengan praktik upaya bersemangat, maka sambil melakukan kegiatan sehari-hari tersebut Anda senantiasa menarik manfaat besar yang berguna bagi diri Anda sendiri dan orang lain.
Sampai di sini, kita sudah membahas dua poin pertama, yaitu sifat dasar upaya bersemangat dan pembagiannya. Poin ketiga atau yang terakhir adalah bagaimana membangkitkannya di dalam batin Anda. Cara terbaik untuk membangkitkan upaya bersemangat adalah merenungkan manfaat-manfaat luar biasa dari upaya bersemangat itu sendiri.
Mari kita lihat manfaat upaya bersemangat sebagaimana yang tercantum di dalam Baris-baris Pengalaman karya Je Rinpoche yang dikutip di dalam teks Esensi Emas yang Dimurnikan:
“Jika engkau mengenakan upaya bersemangat laksana baju baja yang kokoh,
Kualitas pengetahuan akan makna kitab-kitab suci dan pencapaianmu akan bersinar seperti rembulan,
Dan semua aktivitasmu akan menjadi bermakna.”

Jadi, dengan membangkitkan upaya bersemangat, Anda bisa meningkatkan pengetahuan tekstual (kitab-kitab suci dan teks buddhis), ibarat bulan yang semakin bulat dan bersinar makin terang. Selain itu, semua tindakanmu juga akan bermanfaat. Apapun yang Anda lakukan, bahkan sekadar datang, pergi, duduk, berdiri, dsb, akan berubah menjadi tindakan bermakna yang bermanfaat.

Bait tersebut lanjut mengatakan:

“Sekali dimulai, suatu tindakan akan terselesaikan seperti harapanmu.”

Berkat upaya bersemangat, Anda bukan hanya mampu memulai sesuatu, tapi Anda mampu memastikannya berlanjut terus hingga selesai dan tidak berhenti di tengah jalan.

Lanjut lagi, bait tersebut mengatakan:

“Memahami ini, Para Putra Penakluk membangkitkan viriya yang berlimpah,
Yang menyingkirkan segala bentuk kemalasan.”

Di dalam Baris-baris Pengalaman yang dikutip di dalam Esensi Emas yang Dimurnikan, baris menyangkut kemalasan singkat sekali. Anda semua perlu menyadari betapa luas kerugian-kerugian yang ditimbulkan oleh kemalasan. Di dalam teks Empat Kewaspadaan Batin disebutkan bahwa kemalasan merupakan dasar bagi munculnya segala jenis kilesa. Selain itu, di bawah pengaruh kemalasan, seseorang tidak akan melakukan kebajikan atau tidak akan melakukannya dengan baik.

Di dalam Sutra yang Dimohon oleh Lodroe dikatakan:

“Bagi orang yang malas, jalan menuju pencerahan akan memakan waktu yang sangat lama sekali.”

Disebutkan lagi, bagi orang yang malas, tidak akan praktik penyempurnaan kemurahan hati hingga kebijaksanaan. Artinya, kualitas enam paramita, mulai dari dana hingga prajna, tidak akan bisa ditemukan dalam diri orang yang malas. Lagian, dalam diri orang yang malas, tidak akan ada perilaku yang memberi manfaat kepada orang lain.

Sutra yang memaparkan kerugian kemalasan ini sebenarnya paralel dengan ketiga jenis upaya bersemangat.

Pertama, orang yang malas tidak akan mempraktikkan kebajikan. Ini merupakan kebalikan upaya bersemangat jenis pertama, yaitu upaya bersemangat laksana baju baja.

Kedua, orang yang malas tidak akan mempraktikkan penyempurnaan kemurahan hati (dana paramita) hingga penyempurnaan kebijaksanaan (prajna paramita). Ini merupakan kebalikan dari upaya bersemangat jenis kedua, yaitu upaya bersemangat mengumpulkan kebajikan.

Ketiga, orang yang malas tidak akan melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi orang lain. ini merupakan kebalikan dari upaya bersemangat jenis ketiga, yaitu upaya bersemangat dalam bekerja untuk makhluk lain.

Poin ketiga, bagaimana membangkitkan upaya bersemangat di dalam batin, memiliki dua bagian, yaitu:
1)Merenungkan manfaat-manfaat upaya bersemangat dan kerugian-kerugian kebalikannya, yaitu kemalasan.
2)Bagaimana membangkitkan upaya bersemangat di dalam batin yang sebenarnya.

Saya akan menghentikan penjelasan sampai di sini. Pada pertemuan berikutnya baru saya akan menjelaskan poin bagaimana membangkitkan upaya bersemangat yang sesungguhnya. Dengan penjelasan ringkas ini saya yakin Anda semua sudah lebih memahami sifat dasar dari kualitas yang disebut upaya yang bersemangat. Pemahaman ini tentu sangat penting, tapi yang jauh lebih penting adalah bagi Anda untuk membangkitkan dan melatih kualitas ini di dalam batin Anda.

Jadi, kalian semua adalah orang-orang yang hendak belajar, praktik, melakukan praktik harian atau meditasi harian Anda. Apapun kegiatan bajik yang hendak Anda lakukan, apakah itu melatih kemurahan hati (berdana) atau menolong orang lain atau bermeditasi, sebelum benar-benar melakukannya, ada baiknya anda membangkitkan upaya yang bersemangat di dalam batin Anda.

Setelah memulai suatu tindakan, di tengah-tengahnya Anda juga harus memeriksa apakah Anda masih memiliki upaya yang bersemangat. Artinya, apakah Anda masih terus ber-viriya di dalam aktivitas Anda, melakukannya dengan riang gembira dan bersukacita, apapun itu yang sedang Anda lakukan. Jika sudah berkurang, akan sangat baik sekali kalau Anda menstimulasinya untuk bangkit kembali. Dengan cara seperti ini, dijamin Anda pasti akan merampungkan segala aktivitas Anda. (ATr)

*** selesai ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *