Nantes Sesi 5: Merancang Proyek Utama dalam Hidup Kita

  • April 12, 2012
Transkrip Webcast Nantes
“Kebahagiaan Universal”
Nantes, 30 Maret – 1 April 2012
Sesi 5 [20:00 – 22:30 WIB]

 

Memanfaatkan Waktu dengan Baik

 

Penting sekali Anda semua yang ada di sini untuk menggunakan kehidupan sebagai manusia dengan sepenuh-penuhnya, tanpa menyia-nyiakannya dengan pengalihan perhatian, kemalasan, dan sebagainya. Karena kalau Anda menyia-nyiakannya dengan cara seperti itu, maka kehidupan ini akan terbuang sia-sia.

Walaupun sesi ini kelihatannya singkat, namun kita harus memahami bahwa kehidupan nyata, sesi yang singkat ini merupakan satu bagian daripadanya.

[ di sini koneksi sempat putus sekilas ]

Karena itu, jika kita memastikan setiap periode-periode singkat waktu kita digunakan dengan baik dan bermakna, maka kita bisa memanfaatkan keseluruhan hidup kita dengan baik. Jika setiap momen singkat digunakan dengan cermat dan bermanfaat, maka keseluruhan hidup kita pun akan bermanfaat.

Kita harus menggunakan hari ini dengan sebaik-baiknya. Penting sekali kita menggunakan hari ini dengan sebaik-baiknya. Mengapa demikian? Karena kalau tidak maka kita tidak bisa kembali ke masa lalu dan mengubah apa yang telah terjadi. Segala sesuatu yang telah berlalu akan hilang untuk selama-lamanya.

Termasuk periode waktu yang kita miliki sekarang ini. Kita tidak bisa berpikir, “Kalau saya tidak memanfaatkan waktu ini dengan baik, maka nanti saya akan kembali ke masa lalu untuk mengubahnya menjadi lebih baik.” Sama sekali tidak ada kemungkinan dan tidak ada pilihan bagi kita untuk kembali ke masa lalu!

Satu-satunya kesempatan bagi kita untuk memanfaatkan waktu dengan baik adalah saat ini dan saat yang akan datang. Hanya dua itulah yang bisa kita manfaatkan dengan baik. Untuk waktu yang telah berlalu yang belum sempat kita manfaatkan, kita tidak bisa melakukan apa-apa karena waktu yang sudah lewat akan lenyap untuk selama-lamanya.

[ koneksi kembali putus selama beberapa saat ]

“Saya bertekad untuk memanfaatkan waktu dengan baik, dimulai dari sesi ini. Saya melakukannya bukan hanya demi kebahagiaanku sendiri, tapi demi untuk menolong semua makhluk dengan sebisa-bisanya supaya mereka lebih bahagia. Saya akan berjuang melakukannya dengan terlebih dahulu meningkatkan batin dan kemampuanku. Oleh karena itu, saya ada di sini untuk memeditasikan tahapan jalan.” Dengan motivasi seperti inilah, Anda akan merefleksikan dan memeditasikan ajaran Lamrim. Kita akan mengambil waktu 3 menit untuk melakukan perenungan ini.

[ Perenungan 3 menit untuk membangkitkan motivasi ]

Selanjutnya, saya akan menyelesaikan transmisi lisan garis-garis besar Lamrim.

[ Transmisi Lisan outline Lamrim / Instruksi-instruksi Guru yang Berharga ]

Saya sudah menyelesaikan transmisi lisan teks ini. Sebagai pertanda baik supaya kita semua bisa kembali mengajarkan dan mendengarkan ajarann Lamrim, maka saya akan membacakan ulang beberapa baris dari awal. Ini adalah sebuah tradisi.

[ Transmisi Lisan dari awal hingga poin bagaimana Guru Atisha berkarya di Tibet ]

Dalam penjelasan outline Lamrim, kita sudah menyelesaikan poin pertama, yaitu mendorong diri kita untuk memanfaatkan eksistensi kita sebagai manusia dengan 8 kebebasannya. Sekarang, kita masuk pada poin kedua, bagaimana cara memanfaatkannya.

Bagaimana Cara Memanfaatkan Kelahiran sebagai Manusia

Poin kedua, bagaimana cara memanfaatkannya, mempunyai tiga bagian, yaitu melatih batin pada tahap-tahap jalan yang dijalankan bersama-sama dengan makhluk-makhluk dengan tingkat:

1.Motivasi awal
2.Motivasi menengah
3.Motivasi tertinggi

 

Poin pertama, melatih batin pada tahap-tahap jalan yang dipraktekkan bersama dengan makhluk-makhluk yang memiliki tingkat motivasi awal, mempunyai dua bagian:

1.Mengembangkan sikap yang merupakan ketertarikan terhadap kelahiran-kelahiran kembali kita di masa yang akan datang.
2.Bertumpu pada metode untuk merealisasikan kebahagiaan dalam kelahiran-kelahiran kembali yang akan datang.

Kita tidak punya banyak waktu untuk menguraikan penjelasan pada motivasi awal ini, maka kita akan melakukannya dengan cara yang sudah diringkas dan dipadatkan.

[ koneksi kembali terputus untuk sesaat ]

Sekarang di atas kepala kita masing-masing sudah ada guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni yang di dalam jantung hatinya terdapat Buddha Vajradhara. Berikutnya kita akan mengajukan pertanyaan kepada diri sendiri dan kemudian mengajukan permohonan kepada guru yang ada di atas kepala kita. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.

[ putus lagi ]

… sebagaimana yang telah dijelaskan. Murid-murid yang lebih senior harusnya sudah terbiasa dengan latihan ini sehingga tidak perlu lagi diingatkan. Tapi bagi sebagian pendatang baru di antara Anda semua, mengapa kita mengajukan permohonan kepada guru spiritual di atas kepala? Karena tak seorang pun di antara kita yang ingin menderita. Kita semua ingin bahagia.

Dua Cara Transformasi Batin

Untuk meraih kedua tujuan tersebut, kita harus mentransformasikan batin, dengan cara :
1.Mengembangkan pikiran-pikiran bajik, yang merupakan sebab-sebab kebahagiaan
2.Mengurangi pikiran-pikiran buruk, yang merupakan sebab-sebab penderitaan

Tiga Sebab Realisasi

Dengan kedua cara itulah, kita bisa mencapai kemajuan untuk kemudian meraih realisasi. Untuk mendapatkan realisasi, kita membutuhkan tiga sebab utama sebagaimana yang sudah disebutkan kemarin. Tiga sebab utama tersebut adalah:

1.Benih realisasi
2.Menyingkirkan kondisi-kondisi berlawanan yang bisa menghalangi tercapainya realisasi
3.Mengumpulkan kondisi-kondisi positif yang mendukung tercapainya realisasi

Untuk mengumpulkan ketiga sebab di atas, kita perlu mengajukan permohonan kepada guru spiritual. Mengajukan permohonan guru intinya adalah kita memohon bantuan Beliau untuk mengatasi halangan dan mengumpulkan kondisi-kondisi yang mendukung bagi tercapainya realisasi.

Topik-topik untuk motivasi awal mencakup:
Bagaimana bertumpu kepada guru spiritual
Kemuliaan terlahir sebagai manusia (mengidentifikasi kebebasan dan keberuntungan, merenungkan nilai besarnya, dan merenungkan betapa sulitnya kelahiran seperti itu diperoleh.)
Kematian dan ketidak-kekalan
Merenungkan penderitaan di alam-alam rendah.
Mengambil perlindungan
Karma dan akibat-akibatnya

Kita akan berpikir bahwa kali ini kita akan mengajukan permohonan untuk mendapatkan realisasi pada keseluruhan tahapan jalan yang dijalankan bersama-sama dengan makhluk motivasi awal.

Sebelum kita mengajukan permohonan, kita akan mengajukan pertanyaan terlebih dulu. Mengapa kita berikut semua makhluk yang berada di sekeliling kita masih terus berputar-putar di dalam samsara dan belum bisa membebaskan diri darinya? Sekarang kita bertekad untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap sempurna dengan kebaikan semua makhluk, ibu-ibu kita.

Renungkanlah bahwa “Untuk mencapai Kebuddhaan, semoga saya merealisasikan tahapan jalan yang dijalankan bersama makhluk motivasi awal. Berkahilah saya, hilangkanlah semua penghalang. Berkahilah saya dan semua makhluk agar kami bisa mendapatkan realisasi.” Sekarang kita akan mencoba meditasi, mulai dari mengajukan permohonan, tapi belum sampai pada jawaban atas permohonan tersebut.

[ Meditasi mengajukan pertanyaan dan permohonan ]

Sekarang, kita akan merenungkan jawaban atas permohonan yang telah kita ajukan. Guru Munendra Vajradhara yang ada di atas kepala kita mengabulkan permohonan yang sudah kita ajukan dan Beliau memancarkan cahaya dan nektar pancawarna (atau putih) yang mengalir membasahi kita berikut semua makhluk samsara di sekeliling kita. Cahaya dan nektar ini membersihkan semua penghalang yang mungkin merintangi pencapaian realisasi. Setelah itu, cahaya dan nektar ini menganugerahkan berkah yang memungkinkan kita mendapatkan berbagai realisasi topik-topik motivasi awal. Dua menit untuk meditasi ini.

[ Meditasi 2 menit untuk visualisasi purifikasi dan visualisasi berkah ]

Dalam sesi yang singkat seperti ini, tentu saja tidak mungkin kita mendapatkan realisasi yang sesungguhnya. Tapi, apa yang bisa kita upayakan dalam sesi yang singkat ini adalah meletakkan jejak karma yang kuat untuk mendapatkan realisasi yang sesungguhnya di waktu yang akan datang.

Meditasi Utama
Sekarang, renungkanlah dengan cara seperti ini:

“Sekarang saya sudah mendapatkan kehidupan yang bebas dan beruntung, yang memiliki kondisi-kondisi yang mendukung praktek dharma. Akan tetapi, hidup yang saya dapatkan ini tidak akan berlangsung selama-lamanya. Saya pasti akan mati. Adalah kenyataan tak terelakkan bahwa saya pasti akan mati dan tidak ada sesuatu apa pun yang bisa saya lakukan untuk mencegahnya. Tapi yang tidak diketahui adalah kapan saya akan mati. Bisa jadi beberapa tahun dari sekarang, beberapa bulan, beberapa hari, bahkan beberapa jam dari sekarang.

Tidak ada yang bisa menyatakan dengan pasti kapan saya akan mati. Ketika saya mati nanti, semua hal akan sia-sia. Saya tidak akan bisa membawa serta kekayaanku, walaupun hanya secuil. Sahabat, keluarga, seberapapun sayangnya mereka kepadaku, juga tidak bisa kubawa. Bahkan tubuh jasmaniku ini, yang sudah menemaniku selama ini, juga harus ditinggalkan.

Jadi, apa yang bisa saya bawa ketika saya mati nanti? Tak lain tak bukan adalah praktek spiritual dan kebajikan-kebajikan yang telah kulakukan, yang tersimpan di dalam arus kesadaranku. Karena inilah satu-satunya yang bermanfaat dan bisa kubawa, maka penting sekali untuk memusatkan perhatian pada praktek spiritual dengan baik dan menyeluruh. Oleh karena itu, dengan segala cara dan daya upaya, saya akan berusaha sebaik-baiknya untuk melakukan praktek spiritual.”

Praktek Spiritual yang Murni

Praktek spiritual yang baik dan menyeluruh adalah praktek spiritual yang tidak terjebak pada kehidupan saat ini, yang merujuk pada kemelekatan pada kehidupan saat ini. Selama ada pengaruh kemelekatan pada kehidupan saat ini, maka praktek spiritual kita tidak murni. Barangkali beberapa di antara Anda sudah bisa memiliki praktek spiritual yang murni, tapi saya merujuk sebagian besar orang pada umumnya yang belum.

Bagi Anda yang belum, kini adalah saatnya untuk berubah. Anda harus mengatasi keterlibatan dengan kehidupan saat ini dan berputar haluan pada praktek spiritual. Kita perlu mengambil sedikit waktu untuk merenungkan hal ini, untuk benar-benar memusatkan perhatian dan memperkuat tekad untuk memanfaatkan sisa waktu seberapa pun yang kita miliki untuk praktek dharma dengan sebaik-baiknya.

Kematian adalah Pasti

Kita semua pasti akan mati. Ini adalah kepastian absolut. Selanjutnya, kita juga pasti akan mengambil bentuk kelahiran yang lain setelah yang satu ini. Kelahiran tersebut juga akan dilanjutkan dengan kelahiran berikutnya, demikian seterusnya. Berbeda dengan non-buddhis, kita meyakini reinkarnasi atau kelahiran kembali. Kita harus menerapkan keyakinan ini dan menyadarinya.

Ada dua jenis kelahiran kembali, yaitu kelahiran kembali yang bahagia dan yang menderita. Kelahiran kembali yang bahagia adalah seperti yang sudah Anda dapat sekarang ini, sebagai seorang manusia. Namun, kebahagiaan yang tersedia dalam kelahiran seperti ini bukanlah kebahagiaan yang benar-benar stabil.

Resiko Mengalami Penderitaan Alam Rendah

Alasan mengapa ia tidak stabil karena masih berada di dalam samsara. Selama masih berada di dalam samsara, kita pasti akan mengalami rasa sakit dan penderitaan. Contohnya, penderitaan karena kebodohan atau ketidak-tahuan, panas, dingin, dan sebagainya.

Kita harus menyadari resiko adanya penderitaan ini. Menyadari betapa mengerikan dan tidak menyenangkannya kalau kita harus mengalami berbagai jenis penderitaan samsara. Terutama kalau kita harus menjalani penderitaan di alam-alam rendah. Kalau terlahir di alam rendah, kita akan mengalami penderitaan yang luar biasa. Ini adalah kondisi yang harus kita renungkan.

Mengambil Perlindungan

Karena kita memiliki resiko terjatuh ke alam rendah dan mengalami penderitaan di sana, maka kita harus mencari perlindungan. Kita berlindung kepada sosok yang bisa benar-benar melindungi kita dari penderitaan. Mereka adalah Triratna, yakni Buddha, Dharma, dan Sangha.

Buddha adalah sosok yang menunjukkan dan mengajarkan perlindungan. Kita meletakkan kepercayaan kepada Beliau selaku guru atau pembimbing yang memiliki kemampuan sempurna untuk menolong kita. Beliau sendiri sudah bebas dari penderitaannya sendiri dan memiliki kemampuan untuk mengajarkannya kepada makhluk lain dalam rangka melakukan hal yang sama.

Kita juga berlindung kepada Dharma karena Dharma adalah perlindungan yang sesungguhnya. Dharma-lah yang pada akhirnya benar-benar melindungi kita. Terakhir, kita juga berlindung kepada Sangha selaku pendamping yang membantu praktek spiritual kita. Mereka adalah komunitas praktek spiritual yang menjadi sahabat kita.

Dengan demikian kita meletakkan kepercayaan sepenuhnya pada Triratna, sehingga kita mendapatkan perlindungan yang sesungguhnya. Apakah dengan meletakkan kepercayaan pada Triratna berarti kita sudah secara efektif terlindungi? Belum tentu!

Kalau kita menganggap Buddha selaku pembimbing yang menunjukkan perlindungan, maka agar perlindungan itu efektif, kita harus mengikuti ajarannya. Kita harus melakukan apa yang dinasihatinya dan menghindari apa yang tidak dianjurkannya. Yaitu, menghindari sepuluh perbuatan tak bajik dan melaksanakan sepuluh perbuatan bajik.

Kalau kita melakukannya dengan baik dan sepenuhnya, artinya menjaga sila dengan murni, ditambah dengan tekad kuat bahwa, “Ya, saya berlindung kepada Triratna,” dan benar-benar meletakkan kepercayaan pada mereka, dan melaksanakan sila-sila berlindung yang sesuai dengan praktek mengambil perlindungan, yang mana esensinya adalah menjalani hidup sesuai hukum karma dan akibat-akibatnya, serta menghindari sepuluh perbuatan tak bajik dan mempraktekkan kebajikan, baru perlindungan tersebut akan efektif.

Sekarang kita akan membangkitkan tekad untuk benar-benar mengambil perlindungan yang sesungguhnya dan mengajukan permohonan kepada guru spiritual dalam wujud Buddha Sakyamuni yang ada di atas kepala kita. Kita mohon supaya Beliau memberkahi kita untuk meraih kesuksesan ini.

[ Meditasi 3 menit ]

Berikutnya, kita membayangkan jawaban atas permohonan kepada Guru Munendra Vajradhara adalah Beliau memancarkan cahaya dan nektar yang mengalir membasahi kita berikut semua makhluk. Hasilnya, kita menerima berkah dan realisasi unggul dan tahapan jalan untuk motivasi awal sudah tumbuh di dalam batin kita.

[ Meditasi 2 menit, ]

Skhanda yang Tercemar

Jika kita berlatih dengan cara seperti ini dan mendapatkan kelahiran yang baik di dalam samsara, tapi kelahiran itu masih berbentuk skhanda didapatkan yang tercemar. Tercemar karena didapatkan melalui karma dan kilesa yang tercemar. Dengan demikian, kebahagiaan pada kehidupan seperti itu juga merupakan kebahagiaan yang tercemar. Kelahiran seperti itu tetap tidak memuaskan dan tidak bisa diandalkan.

Dengan melihat kekurangan ini, kita membangkitkan niat untuk bebas dari samsara. Dengan terbebas dari samsara, kita sudah tidak terkondisikan oleh karma dan kilesa. Tujuan ini bisa dicapai dengan mempraktekkan tiga latihan tingkat tinggi, yaitu tujuan mencapai pembebasan dari samsara. Jadi, kita bertekad, dengan segala cara dan daya upaya, untuk mempraktekkan tiga latihan tingkat tinggi demi meraih pembebasan samsara. Kita mengajukan permohonan agar guru spiritual melimpahkan berkahnya supaya kita mampu melakukannya.

[ Meditasi beberapa menit ]

Terdorong oleh perasaan takut akan penderitaan pribadi akibat menjalani kehidupan di dalam samsara, kita bertekad untuk mencapai pembebasan dari samsara. Caranya dengan mempraktekkan tiga latihan tingkat tinggi. Dengan praktek tiga latihan tingkat tinggi ini kita bisa bebas dari samsara. Kalau sudah bebas, kita tidak perlu lagi mengalami penderitaan.

Akan tetapi, bukan berarti kita sudah sepenuhnya merampungkan tujuan pribadi kita. Di satu sisi, kita masih memiliki ketidaksempurnaan. Di sisi lain, kita masih kekurangan begitu banyak kualitas-kualitas bajik yang belum dicapai. Walaupun kita sendiri sudah bebas dari samsara, namun makhluk-makhluk lain masih belum. Kita merasa prihatin bahwa mereka harus menderita sebagaimana yang pernah kita rasakan.

Sekarang ini, pikirkan semua makhluk yang masih berada di dalam samsara. Mereka semua sedang menderita, dari satu dan lain jenis. Kita merasa prihatin kepada mereka dan berniat melakukan sesuatu untuk membantu mereka. Mengapa demikian? Karena sebenarnya kita menyatu dengan semua makhluk.

Berhutang kepada Semua Makhluk

Lihat saja kehidupan kita saat ini. Pakaian yang kita kenakan, makanan yang kita makan, atap di atas kepala kita, bahkan seporsi makanan yang enak, itu semua bergantung pada kebaikan makhluk lain. Tak satu pun dari hal tersebut yang bisa kita nikmati kalau bukan karena kebaikan makhluk lain. Kita sepenuhnya bergantung pada kebaikan mereka. Kita berhutang kepada kebaikan semua makhluk atas segala kenyamanan yang kita rasakan dalam hidup ini.

Ketika mendengar penjelasan seperti ini, barangkali ada yang berpikir, “Tidak, saya tidak berhutang pada orang lain. Saya bekerja untuk mencari nafkah dan membayar makanan saya sendiri.” Tapi, bagaimana caranya sehingga Anda bisa bekerja? Tentu saja untuk bekerja Anda bergantung pada orang lain. Kalau tidak ada yang mempekerjakan Anda, maka Anda tidak bisa bekerja untuk mencari nafkah, misalnya.

Banyak hal hanya bisa dicapai dengan semata-mata bergantung pada makhluk lain. Bahkan untuk mempraktekkan menghindari sepuluh jalan karma hitam. Itu hanya bisa dilakukan dalam kaitannya dengan makhluk lain. Berkat makhluk lain barulah kita bisa mencapai kelahiran yang baik di dalam samsara.

Segala pencapaian kita bergantung pada makhluk lain. Terlebih lagi kalau meraih pencapaian tinggi, itu juga berkat makhluk lain. Segala yang kita capai itu adalah berkat kebaikan semua makhluk sehingga kita berhutang kepada mereka semua.

Ketika kita benar-benar merasa berhutang dan berniat membalas kebaikan semua makhluk, bagaimana caranya? Kita tahu bahwa semua makhluk ingin bahagia tidak ingin menderita. Cara terbaik untuk membalas kebaikan mereka tentu dengan memastikan mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan tersebut. Kita harus berupaya sebaik-baiknya dan sebisa mungkin untuk menuntun mereka keluar dari penderitaan dan menghadiahkan kebahagiaan sejati yang stabil kepada semua makhluk.

Hutang atas kebaikan semua makhluk haruslah dianggap sebagai hutang pribadi kita. Karena kebaikan luar biasa ini, kita merasa harus mengemban tanggung-jawab pribadi utuk memastikan berakhirnya penderitaan setiap makhluk dan menuntun mereka semua pada kebahagiaan. Kita bertekad memikul tanggung-jawab pribadi di atas pundak kita sendiri untuk memastikan hal tersebut terwujudkan pada semua makhluk.

Sekarang, marilah kita merenungkan kebaikan luar biasa semua makhluk kepada kita, berikut semua uraiannya, sampai pada poin kita hendak memikul tanggung-jawab pribadi untuk membalas kebaikan mereka.

[ Meditasi 3 menit ]

Cara Melunasi Hutang kepada Semua Makhluk

Kita semua sudah membangkitkan niat unggul, niat yang bajik. Tapi apakah niat itu realistis? Jawabannya tidak, selama kita masih seperti apa adanya sekarang ini. Dalam kondisi sekarang, kita tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi tujuan semua makhluk.

Bagaimana caranya agar kita bisa memiliki kemampuan tersebut? Kalau kita sudah menghilangkan semua kesalahan dan menyempurnakan semua kualitas bajik. Barulah ketika itu kita bisa bertindak untuk semua makhluk sebagaimana yang kita inginkan.

Jadi, kita harus berpikir bahwa dalam rangka menuntun semua makhluk keluar dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan tertinggi, maka tidak ada pilihan lain kecuali bagi kita untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap sempurna. Anda berpikir, â”Demi kebaikan semua makhluk, ibu-ibuku, maka saya akan berjuang untuk mencapai Kebuddhaan.” Dengan demikian, Anda telah membangkitkan Bodhicitta dengan cara seperti ini.

Pada titik ini, kita mengingat kualitas-kualitas unggul seorang Buddha, baik dari fisik, ucapan, batin, maupun aktivitasnya. Kita harus meningkatkan pemahaman tentang kualitas-kualitas seperti apa yang bisa kita dapatkan kalau menjadi seorang Buddha. Ketika kita sudah memiliki kualitas seperti itu, barulah kita memiliki kapasitas penuh untuk bekerja demi semua makhluk. Berdasarkan perenungan ini, kita membangkitkan aspirasi yang kuat untuk mencapai Kebuddhaan.

Tapi, walaupun kita sudah membangkitkan aspirasi yang kuat, itu belum cukup. Kita harus berperan aktif dalam mencapai pencerahan. Untuk mencapainya, kita harus menciptakan sebab-sebabnya, yaitu Enam Paramita, dimulai dari kemurahan hati, dan seterusnya. Berikutnya, kita juga harus mempraktekkan Empat Cara untuk mengumpulkan pengikut. Mengapa demikian? Karena Buddha memiliki dua jenis tubuh.

Seorang Buddha memiliki dua tubuh: Tubuh Kebenaran dan Tubuh Bentuk. Sebabnya ada dua: Metode dan Kebijaksanaan, yaitu praktek Enam Paramita dan Empat Cara. Sekarang, kita berpikir bahwa dalam rangka mencapai Kebuddhaan, kita membangkitkan tekad untuk mempraktekkan Enam Paramita dan Empat Cara mengumpulkan pengikut.

Berikutnya, kalau Anda memiliki aspirasi untuk mempraktekkan Kendaraan Intan atau Vajrayana, apabila Anda memang tertarik pada praktek ini, maka Anda membangkitkan tekad untuk mempraktekkan Enam Paramita melalui praktek Tantra/ Vajrayana.

Ada empat kelas Tantra dan masing-masing memiliki cara prakteknya sendiri. Tapi, di sini kita merujuk pada kelas tertinggi, yaitu Anuttara Yoga Tantra, yang terbagi menjadi tahap pembangkitan dan tahap perampungan. Dengan sistem Tantra ini, kita bisa mencapai Kebuddhaan dengan lebih cepat, yaitu mempraktekkan Enam Paramita menggunakan sistem kendaraan Tantra.

Sekarang, sekali lagi kita akan mengajukan permohonan kepada guru spiritual yang duduk di atas kepala kita. Guru spiritual yang menyatu dengan Buddha Sakyamuni di atas kepala kita. Kita memohon berkah kepada beliau supaya perenungan kita bisa berhasil. Beliau akan membantu kita untuk membersihkan penghalang dan mengumpulkan kondisi-kondisi menguntungkan. Realisasi yang kita dapatkan mencakup realisasi tahapan jalan motivasi menengah dan motivasi tertinggi, termasuk Vajrayana.

Bayangkan cahaya dan nektar membersihkan karma buruk dan mengumpulkan semua kondisi-kondisi menguntungkan untuk mendukung kita mendapatkan realisasi tersebut. Cahaya dan nektar tersebut juga meletakkan jejak karma yang kuat di dalam arus kesadaran kita, berikut arus kesadaran semua makhluk, supaya kita mencapai realisasi yang dikehendaki.

[ Meditasi beberapa menit ]

Proyek Utama Hidup Ini

Demikianlah kita sudah merampungkan penjelasan meditasi tinjauan menyeluruh pada keseluruhan tahapan jalan Lamrim. Walaupun tidak secara rinci, tapi kita sudah berhasil melakukan meditasi yang menyeluruh dalam sesi-sesi meditasi singkat. Kita bertekad untuk membangkitkan kualitas-kualitas spiritual pada Lamrim sebagaimana yang sudah dijelaskan hingga saat ini. Kita jadikan itu sebagai rencana hidup kita, program hidup kita, proyek utama kita dalam hidup ini.

Walaupun kita belum bisa mencapai seluruh kualitas tersebut dalam kehidupan saat ini, tapi kalau bisa mencapai sejumlah besar, maka kita akan merasakan hidup yang lebih bahagia. Kita pun semakin bisa bekerja untuk meningkatkan kesejahteraan makhluk lain.

Ucapan Terima Kasih

Selama tiga hari terakhir ini kita sudah bisa menikmati sesi ajaran dharma, khususnya ajaran Mahayana dari Sang Buddha. Ini semua berkat upaya dan kerja keras banyak orang, terutama anggota-anggota Kadam Choeling Nantes. Mereka sudah bersusah payah mempersiapkan kegiatan ini dan saya berterima kasih kepada mereka semua.

Saya juga berterima kasih kepada semua peserta yang datang mengikuti sesi ini. Banyak yang sudah datang dari tempat-tempat yang jauh. Barangkali banyak pula yang merelakan waktu liburan mereka untuk datang ke sini. Jadi, mereka benar-benar meluangkan waktu di sela-sela kesibukan untuk mendengarkan dharma, dan saya berterima kasih atas upaya semua orang.

Terima kasih saya sampaikan juga kepada teknisi yang mempersiapkan alat sehingga sesi ini bisa didengar oleh banyak orang di berbagai penjuru dunia. Tanpa mereka, tentu hal ini tidak bisa terlaksana. Saya juga mengamati bahwa Kadam Choeling Nantes banyak mengalami kemajuan. Banyak orang yang berkembang dalam studi dan prakteknya. Saya mohon Anda semua untuk meneruskan kerja bagus ini.

Secara khusus saya minta Gilbert Bueso, orang yang bertanggung jawab menyelenggarkan acara ini, berikut kedua sekretaris dan kedua bendahara untuk maju ke depan menerima khatta. Saya tidak punya cukup khatta jadi bayangkan ketika saya memberikan khatta kepada orang-orang ini, itu sama dengan saya mempersembahkan khatta kepada Anda semua.

End of Session 5

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *